Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Penerjun Payung Mendarat Tak Mulus saat HUT Marinir, Kadispenal: Tidak Luka Serius
Advertisement . Scroll to see content

HUT Marinir 15 November, Ini Perjalanan Sejarah Korps Baret Ungu

Minggu, 15 November 2020 - 08:37:00 WIB
HUT Marinir 15 November, Ini Perjalanan Sejarah Korps Baret Ungu
Korps Marinir TNI AL berusia 75 tahun pada MInggu, 15 November 2020, hari ini. Dalam sejarahnya banyak prestasi telah diukir Korps Baret Ungu ini. (Foto: Antara).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Korps Marinir TNI Angkatan Laut tepat berusia 75 tahun pada Minggu (15/11/2020) hari ini. Dalam perjalanan sejarah panjang itu, berbagai prestasi dan kebanggaan diukir.

Korps Baret Ungu lahir pada 15 November 1945. Cikal bakal pasukan infanteri TNI AL ini bermula dari Corps Mariniers yang dibentuk pada Pangkalan IV ALRI Tegal pada tanggal tersebut. Terdapat kisah menarik dalam lahirnya Korps Marinier ini.

Tak banyak tahu pada mulanya korps ini dijadikan bagian dari TNI Angkatan Darat. Bagaimana bisa? Corps Mariniers mula-mula dibentuk sebagai “pendidikan” para pelaut Indonesia yang tergabung di ALRI agar bisa bertempur di darat dalam keadaan darurat.

Ketika itu, kebanyakan instruktur Corps Mariniers ini berasal dari lulusan sekolah pelayaran. Namun ada pula yang pernah mengenyam pendidikan tempur di darat. Salah satunya, Tatang Rusmaja, prajurit jebolan Pembela Tanah Air (Peta).

Pasukan Marinir TNI AL. (Foto: Antara).
Pasukan Marinir TNI AL. (Foto: Antara).

“Yang dilatih bukan hanya para personel ALRI dan pemuda asal Tegal, tapi juga dari luar kota. Sebagaimana pasukan ALRI lainnya di berbagai daerah, Corps Mariniers juga pada akhirnya terpaksa ikut bergerilya di darat karena minus alutsista laut,” tulis buku buku ‘Hartono: Jenderal Marinir di Tengah Prahara’ karya Petrik Matanasi, dikutip Okezone.

Di tempat-tempat lain, pasukan ALRI ini banyak dikenal sebagai “ALRI Gunung” karena memang lebih sering bertempur di pedalaman hutan dan kaki gunung, ketimbang di laut. Tapi mereka belum termasuk Corps Mariniers karena korps anyar ini baru eksis di Pangkalan IV ALRI di Tegal, belum ada di pangkalan lainnya.

Khusus para personel Corps Mariniers asal Pangkalan IV Tegal, sekiranya 25 kali mereka mengirim pasukan ke front Semarang di masa revolusi, untuk ikut Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Angkatan Darat mempersempit gerak pasukan Belanda.

Di tengah-tengah masa revolusi, tepatnya pada 17 Maret 1948 sempat terjadi yang namanya “Re-Ra” alias Reorganisasi dan Rasionalisasi. Saat itu karena Corps Mariniers dari Pangkalan Tegal ini sudah banyak pengalaman tempur di darat, maka pemerintah memutuskan untuk memisahkannya dari TNI AL.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut