LAMPUNG, iNews.id – Wirna Wani (40) ibunda Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa Universitas Lampung yang tewas usai mengikuti Diksar Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan mengungkap kondisi terakhir anaknya. Wirna menuturkan, usai pulang dari diksar kondisi almarhum Pratama sangat memprihatinkan.
"Dia bilang kelaperan, dia minta cari mi ayam. Terus kita pulang, sampe rumah dia taruh tasnya belum, dimakan mi ayamnya dia duduk terus pingsan," ujarnya di Mapolda Lampung, Selasa (3/6/2025).
Thailand dan Kamboja Sepakat Gencatan Senjata untuk Akhiri Perang Mematikan

Wirna mengatakan, peristiwa itu berawal ketika anaknya Pratama Wijaya Kusuma meminta dijemput pada Kamis (14/11/2024) sekitar pukul 22.00 WIB.
Melihat anaknya pingsan, Wirna menangis histeris meminta pertolongan. Dia mengaku hanya tinggal bertiga, sementara sang suami bekerja di Jakarta.
Mahasiswa Teknik Tewas Saat Diksar, Unhas Bekukan UKM Mapala
"Saya lap luka-lukanya banyak banget ditangannya, sempat aku foto dia pingsan bingung mau diapain ini, saya peluk saya elap jam 03.00 WIB itu, saya bilang nak bangun nak," ucapnya.
Dia menuturkan, almarhum anaknya bercerita saat diksar tidak bisa sholat karena sakit.
Mahasiswa Teknik Unhas Tewas saat Ikuti Diksar Mapala, Ini Temuan Keluarga
"Setelah itu saya ajak berobat di klinik, saya ajak ke rumah sakit nggak mau. Katanya nanti ketahuan, katanya saya diancam mama, kita pulang aja," ungkapnya.
Terkait siapa yang mengancam Pratama, Wirna mengaku tidak mengetahui.
Mahasiswa Teknik Unhas Tewas saat Diksar, Ini Kata Ketua Panitia
Wirna menuturkan, pada bulan puasa tepatnya 17 Maret 2025, anaknya sempat dirawat di Rumah Sakit Bintang Amin karena sering merasa kram di bagian tangan dan pincang saat berjalan.
"Dokternya kaget, bilang kenapa dibiarin anak kamu ini sudah kena syarafnya,” ucapnya.
Dokter syaraf merujuk korban untuk dilakukan scanning. Hasilnya, terdapat gumpalan darah dan cairan yang tidak mengalir dengan lancar, sehingga menyebabkan tangan korban kerap mengalami kram.
Wirna menuturkan, almarhum anaknya sempat bercerita bahwa dada, perutnya ditendang dan diinjak, hingga kuku kakinya copot. Namun, putranya tersebut tetap tidak menyebutkan siapa pelakunya.
Wirna berharap, pihak kepolisian dapat mengusut tuntas dugaan kekerasan yang menewaskan putra kesayangannya tersebut.
Editor: Kastolani Marzuki
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku