Imam Masjid Istiqlal: Tes Baca Quran Capres-Cawapres Kontraproduktif
JAKARTA, iNews.id - Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar angkat bicara terkait usulan tes baca Alquran dari Dewan Ikatan Dai Aceh. Dia menilai, usulan tersebut bisa menjadi kontraproduktif.
"Hati-hati terlalu jauh melibatkan agama dengan urusan publlik, itu bisa kontraproduktif. Bagi saya baca Quran, harus sudah selesai bagi umat Islam. Idealnya, salat dan baca Quran itu sudah selesai," katanya saat berbincang dengan iNews.id, Senin (7/1/2019).
Dia mengungkapkan, jika usulan tersebut diterapkan secara nasional maka akan memiliki dampak turunannya. Semisal, akan ada usulan tes salat, umrah dan haji.
"Itu akan merepotkan banyak hal. Akan banyak akibat lanjutannya. Saya kira kita husnuzan saja, kita anggap muslim sudah selesai. Nanti (kalau diterapkan) tujuannya untuk kepentingan politik tertentu," ujar mantan wakil menteri agama periode 2011-2014.
Apalagi, Nasaruddin menambahkan, dari teks sejarah Islam tidak memuat adanya tes baca Quran dan salat bagi calon pemimpin. "Saya baca teks juga tidak ada tes. Sejarah khilafah tidak ada tes-tes seperti itu. Setelahnya juga tidak pernah," katanya.
Terkait hal itu, dia mengimbau, semua pihak agar mengikuti aturan yang ada. Terkait kontetasi Pemilu 2019, dalam hal ini Pilpres 2019, dapat merujuk aturan yang dibuat KPU.
"Kita konsisten saja apa yang disepakati saja KPU dan keputusan pemerintah atau UU yang ada selama ini," ujar Nasaruddin menegaskan.
Masing-masing capres-cawapres menanggapi beragam usulan tersebut. Menurut Jokowi, pemilu presiden (pilpres) diselengarakan KPU. Jika bisa mengaji sebagai syarat sebagai calon presiden dan diselenggarakan oleh KPU, dia juga akan mengikuti aturan itu.
Jokowi mengaku masih menunggu mekanisme mengaji Alquran apakah diatur atau tidak oleh KPU. "Terserah KPU. KPU mau mengatur seperti apa akan kita ikuti," kata Jokowi seusai menyerahkan 2.500 sertifikat tanah kepada warga di Pendopo Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Kamis (3/1/2019).
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade mengungkapkan, pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 tidak bisa hadir. Prabowo-Sandi lebih memilih untuk mempersiapkan diri dalam debat capres-cawapres perdana pada 17 Januari mendatang.
"Jadi kita apresiasi undangannya. Ini kan masalahnya tanggal 17 ada acara debat. Tanggal 15 ya persiapan untuk debat. Kemungkinan Pak Prabowo dan Sandi tidak bisa hadir karena untuk persiapan," ungkap Andre di Jakarta, Minggu (30/12/2018).
Menurut Andre, tes baca Alquran sebagaimana diusulkan Ikatan Dai Aceh bisa saja dilakukan. Jika masyarakat sepakat, hal itu bisa dimasukkan ke Undang-Undang Pemilu. Jika disetujui, lima tahun lagi hal itu bisa diterapkan.
Editor: Djibril Muhammad