Indo Barometer: Jawa Barat Kunci Jokowi-Ma'ruf Menangi Pilpres 2019
BANDUNG, iNews.id - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari mengungkapkan kunci kemenangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf). Dia mengungkapkan kunci kemenangan pasangan calon (paslon) nomor urut 01 itu adalah di Jawa Barat (Jabar).
"Kunci kemenangan Jokowi ada di Jabar," katanya saat menghadiri nonton bareng debat capres-cawapres di Rumah Pemenangan Relawan Jokowi-Ma'ruf Amin, Kota Bandung, Kamis (17/1/2019) malam.
Pengalaman pada Pilpres 2014, menurut Qodari, bisa jadi pegangan Jokowi-Ma'ruf untuk meyakinkan pemilih. Pada pesta demokrasi itu, Jokowi yang berduet dengan Jusuf Kalla kalah 4,6 juta suara dari Prabowo-Hatta Rajasa.
Sementara pada Pemilu yang sama, mantan wakil direktur eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) ini menambahkan, Jokowi kalah di sepuluh provinsi. Apabila sembilan provinsi digabung tanpa termasuk Jawa Barat, suaranya hanya 3,9 juta.
"Jokowi saat Pilpres 2014 kalah di sepuluh provinsi dari 30 provinsi. Kalah di Jabar 4,6 juta suara. Kalahnya Jokowi 19-20 persen. Kita bandingkan kekalahan di sembilan provinsi kalau digabung cuma 3,6 juta suara. Kalah di Jabar lebih banyak suaranya. Jabar dahsyat luar biasa," ujar Qodari.
Tidak hanya di Jabar, mantan peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) ini menilai, Jokowi juga harus mampu merebut suara di dua provinsi lain yakni Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim). Jika suara di tiga provinsi itu mampu dikuasai Jokowi-Ma'ruf, maka kemenangan sudah berada dalam genggaman.
"Tahun 2014 Jokowi menang telak di Jateng dan menang di Jatim, tapi kalah di Jabar. Kalau 2019 menang di Jateng dan Jatim serta minimal imbang di Jabar maka pemenang Pilpres 2019 Jokowi," katanya.
Rebut Suara Sudrajat-Syaikhu
Qodari mengatakan, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang notabene berada di pihak Jokowi-Ma'ruf, menang di 14 dari 27 kabupaten/kota. Sementara pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) yang merupakan calon dari PKS, menang di delapan kabupaten/kota.
"Rindu (Ridwan-Uu) menang di 14 kabupaten/kota, Hasanah (TB Hassanudin-Anton Charliyan) menang di dua kabupaten, Asyik (Sudrajat-Ahmad Syaikhu) menang di delapan kabupaten/kota, pasangan 2DM (Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi) tiga kota kabupaten," ujarnya.
Jokowi-Ma'ruf, Qodari menyarankan, harus menguasai wilayha-wilayah vital yang dikuasai Sudrajat-Syaikhu, yang berada di pihak Prabowo. Delapan daerah tersebut disinyalir menjadi salah satu basis suara terbanyak di Jabar.

Delapan kota yang dikuasai Asyik kala itu, di antaranya Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Sukabumi, serta Kota Bekasi, menjadi daerah yang harus diambil alih oleh Jokowi-Ma'ruf.
"Daerah-daerah pemenangan Asyik inilah yang saya sebut sebagai Jalur Gaza. Anda (kepada para relawan) yang ada di daerah ini, harus bekerja lebih kasar daripada yang lain," katanya.
Jika menilik pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya menang di empat kabupaten/kota saja. Sementara sisanya, 22 kabupaten/kota, yang saat itu masih 26 kabupaten/kota, dikuasai Prabowo-Hatta Rajasa.
"Empat kabupaten dan kota itu adalah Kabupaten dan Kota Cirebon, Indramayu, juga Subang. Jadi kekalahan Jokowi dari Prabowo pada 2014 selisihnya 24 persen. Prabowo waktu itu menang 13 juta suara, sementara Jokowi hanya delapan juta," ujar Qodari menegaskan.
Editor: Djibril Muhammad