Ingin Amati Gerhana Matahari Hibrida? Ini Hal yang Harus Dilakukan Kata Dosen ITB!
JAKARTA, iNews.id - Gerhana matahari hibrida akan terjadi pada 20 April 2023 mendatang. Dosen dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pun mengingatkan masyarakat yang ingin melihat matahari untuk tidak melakukan beberapa hal berikut.
Melansir laman BRIN, gerhana matahari hibrida terjadi ketika dalam satu waktu fenomena gerhana ada daerah yang mengalami gerhana matahari total dan ada pula yang mengalami gerhana matahari cincin (tergantung dari lokasi pengamat).
Gerhana matahari hibrida pada 20 April 2023 nanti akan berlangsung selama 3 jam 5 menit mulai dari durasi kontak awal hingga akhir jika diamati dari Biak, dengan durasi fase tertutup total 58 detik. Sedangkan, jika diamati dari Jakarta, durasi dari kontak awal hingga akhir adalah 2 jam 37 menit.
Menurut Pengajar di Astronomi ITB, Premana W. Premadi hal paling penting dalam melakukan pengamatan adalah tidak melihat secara kasat mata ke arah Matahari ataupun fenomena yang menyertainya, seperti gerhana matahari. Sebab, hal tersebut akan berdampak serius pada mata.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar orang yang ingin melakukan pengamatan menggunakan filter khusus matahari untuk melihat gerhana tersebut.
"Apalagi jika menggunakan peranti optis seperti binokuler atau teleskop, harus disertai dengan filter khusus matahari (solar filter). Pengamatan tanpa filter matahari dapat membuat gangguan kesehatan mata secara serius, bahkan pada taraf tertentu dapat menyebabkan kebutaan," ucap mantan Kepala Observatorium Bosscha ITB tersebut dikutip dari laman BRIN, Sabtu (8/4/2023).
Sementara itu, ia mengaku pihaknya akan bekerja sama dengan Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) dalam melakukan pengamatan gerhana matahari dari laut. Hal ini diharapkan akan membawa data-data baru mengenai pengamatan Gerhana Matahari dari tengah laut.
"Kami tertarik untuk melihat apakah ada perubahan suara-suara yang dihasilkan biota dan mamalia laut selama terjadinya gerhana matahari hibrida ini. Kami juga tertarik untuk melihat bagaimana dampak terpengaruhinya ionosfer bagi komunikasi HF, apalagi kami di laut cukup bergantung pada frekuensi ini," kata Ketua Panitia Ekspedisi Jala Citra 3 Flores 2023, Kolonel Laut Priyo Dwi Saputro
Editor: Puti Aini Yasmin