Ini Penjelasan Prabowo soal Kabar Kesepakatan Transfer Data Pribadi RI ke AS
JAKARTA, iNews.id - Presiden Prabowo Subianto buka suara terkait kabar kesepakatan transfer data pribadi warga negara Indonesia ke Amerika Serikat (AS). Adapun, hal tersebut disebut menjadi salah satu klausul bagi pemerintah dalam negosiasi penurunan tarif resiprokal menjadi 19 persen.
Prabowo menuturkan, saat ini pemerintah masih terus melakukan negosiasi dengan Pemerintah AS. Namun, dirinya tidak berbicara banyak mengenai nasib data-data tersebut.
“Ya, nanti itu sedang (negosiasi). Negosiasi jalan terus,” ujar Prabowo kepada awak media usai menghadiri puncak perayaan Hari Lahir (Harlah) ke-27 PKB yang berlangsung di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (23/7/2025) malam.
Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi mengatakan, perlindungan data pribadi warga Indonesia tetap berada di tangan pemerintah Indonesia.
“Kita sudah ada perlindungan data pribadi, dan perlindungan data pribadi ini dipegang oleh pemerintahan kita. Soal pengelolaan data kita lakukan masing-masing. Saya sudah koordinasi sama Pak Menko yang jadi leader dari negosiasi ini,” kata Hasan.
Hasan menambahkan, kesepakatan yang dibahas adalah pertukaran data terbatas untuk kepentingan pengawasan komoditas tertentu. Termasuk mengenai golongan dual use bukan hanya bermanfaat, namun juga berpotensi disalahgunakan.
“Ini semacam strategi treatment management. Jadi kalau barang tertentu itu dipertukarkan misalnya bahan kimia, itu kan bisa jadi pupuk ataupun bom. Gliserol sawit itu kan juga bisa jadi bahan bermanfaat ataupun jadi bom. Pertukaran barang seperti ini butuh namanya pertukaran data supaya tidak jadi hal-hal yang di belakang nanti jadi produk yang membahayakan,” ujarnya.
Hasan menegaskan, tujuan kerja sama ini bersifat komersial. Dia pun memastikan data warga ini tidak dikendalikan penuh data ke pihak asing.
“Jadi tujuan ini adalah semua komersial, bukan untuk data kita dikelola oleh orang lain, dan bukan juga kita kelola data orang lain. Kira-kira seperti itu,” ucapnya.
Editor: Aditya Pratama