Ini Titik Demo Besar-besaran di Pati, Catat Lokasi Jalan Ditutup dan Rute Alternatif!
PATI, iNews.id - Aksi demo besar-besaran akan digelar di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu hari ini (13/8/2025). Titik demo dipusatkan di Alun-Alun Pati dan sekitar Kantor Bupati yang diperkirakan akan dipenuhi massa aksi mencapai 50.000 orang
Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatannya, meski kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250% sudah dibatalkan. Pengalihan arus dan penutupan sementara dilakukan demi keamanan pengguna jalan.
Merespons aksi demo ini, Satlantas Polresta Pati menerapkan rekayasa lalu lintas di sekitar Alun-alun Simpang Lima Pati. Sejumlah jalan akan ditutup selama demo yang tentunya berdampak pada mobilitas, namun dengan perencanaan perjalanan dan pemilihan rute alternatif, gangguan bisa diminimalkan.
Berikut ini jalur yang akan ditutup atau dialihkan selama aksi demo Pati:
- Jalan P Sudirman
- Jalan Tondonogoro
- Jalan Pemuda
- Jalan Dr Susanto
Persimpangan menuju Pendopo Kabupaten Pati dan DPRD juga akan terdampak. Pengendara dari luar kota disarankan menghindari area ini sejak pagi hingga sore, karena massa mulai berkumpul sejak subuh.
Rute Alternatif
Dari arah barat (Kudus/Demak): Gunakan jalur lingkar luar Pati via Desa Gunungsari atau Jalan Lingkar Selatan.
Dari arah timur (Rembang): Lewati jalur Pantura utara dan bypass sekitar kota.
Dari arah Semarang: Ambil jalur alternatif sebelum masuk kota melalui Desa Margorejo.
Pengguna jalan disarankan memanfaatkan aplikasi navigasi seperti Google Maps atau Waze untuk memantau kondisi terkini. Siapkan peta manual sebagai cadangan jika sinyal internet terbatas.
Masyarakat diimbau menjaga ketertiban dan tidak melakukan tindakan yang berpotensi memicu kericuhan. Setelah aksi selesai, diharapkan situasi kembali normal dan tuntutan warga membawa perubahan positif bagi Kabupaten Pati.
Latar Belakang Demo Pati 13 Agustus 2025
Protes ini dipicu berbagai kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat, antara lain penerapan lima hari sekolah, regruping sekolah yang menyebabkan ratusan guru honorer kehilangan pekerjaan, serta pemecatan 220 tenaga honorer RSUD RAA Soewondo tanpa pesangon.
Meski Bupati Sudewo mengklaim kebijakan itu demi efisiensi anggaran, banyak warga menilai langkahnya arogan. Pembatalan kenaikan PBB-P2 awal Agustus dianggap hanya kemenangan sementara, karena tuntutan utama masih belum dipenuhi.
Kapolresta Pati Kombes Pol Jaka Wahyudi memastikan 2.684 personel gabungan dari Polri, TNI, Brimob, dan instansi terkait disiagakan.
“Kami akan mengedepankan pendekatan persuasif dan melarang peserta membawa senjata tajam atau bahan berbahaya,” ucapnya.
Polda Jateng juga mendukung penuh pengamanan, sementara Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen memberi restu aksi dengan syarat tetap tertib.
Editor: Donald Karouw