JAMAN Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo Biasa, Rakyat Tetap Menangkan Ganjar
JAKARTA, iNews.id - Dewan Pimpinan Pusat Jaringan Kemandirian (JAMAN) menyebut pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menhan Prabowo Subianto di restoran Menteng, Jakarta Pusat, hal yang biasa saja. Rakyat sudah cerdas dan mempunyai preferensi pemimpin yang cocok menggantikan Presiden Jokowi.
Sekjen DPP JAMAN Hadi Mustafa mengatakan aparat negara termasuk Presiden harusnya netral, agar nilai demokrasi pascareformasi bisa jadi warisan generasi selanjutnya. Bukan lagi mundur lagi kebelakang ke orde baru, di mana seluruh aparatur sipil negara dimobilisasi mendukung calon tertentu.
"Kita semua paham, pertemuan Joko Widodo dan Prabowo itu hanya semacam kode tertentu untuk menyampaikan pesannya. Kalaupun pertemuan itu semakin menegaskan arah dukungan Joko Widodo ke Prabowo, kami yakin tidak akan mendongkrak elektabilitas Prabowo karena rakyat tetap akan menentukan pilihannya secara rasional,” kata Hadi, Minggu (7/1/2024).
Hadi meyakini mayoritas masyarakat yang cinta Jokowi pasti mendukung sosok yang tepat melanjutkan pembangunan. Ganjar tak pernah gagal menjalankan project strategis nasional sewaktu menjadi Gubernur Jawa Tengah.
Semua indikator perbaikan di Jateng, grafiknya meningkat semua. Termasuk terkait kedaulatan pangan di Jateng itu sebabnya Jokowi pada pidato Rakernas PDIP 2023 menugasi Ganjar membangun kedaulatan pangan setelah dilantik Presiden 2024-2029.
"Saya menilai, sosok Ganjar yang merakyat, pro rakyat tanpa sekat itu menjadikan sosok Ganjar Pranowo merupakan Jokowi versi pro. Dasar analoginya, Jokowi 01 itu pada era pemerintahan presiden 2014-2019, Jokowi 2.0 di era periode 2019-2024. Maka, sosok yang layak disebut sebagai Jokowi 3.0 ya Ganjar, bukan Prabowo yang gagal ditugasi food estate apalagi Anies Baswedan yang pernah dipecat sebagai menteri," katanya.
Wakil Direktur Relawan Tim Pemenangan Ganjar–Mahfud itu menekankan Presiden dan seluruh aparat negara tetap mampu bersikap netral sesuai yang dijanjikannya.
"Saya khawatir stabilitas terganggu jika keberpihakan pada salah satu calon merusak sendi demokrasi rakyat. Gerakan arus bawah akan semakin besar ketika pihak yang seharusnya netral justru bersikap tak netral.” pungkas Hadi.
Editor: Faieq Hidayat