Jasa Marga Pastikan Tol Cipularang Tak Terdampak Tanah Bergerak di Purwakarta
BANDUNG, iNews.id - Jasa Marga memastikan jalan Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang) tidak terimbas tanah bergerak, sehingga aman dilintasi kendaraan. Jalan tol tersebut hanya berjarak 1 km dari lokasi bencana tanah bergerak yang melanda Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta.
Senior Manager Representative Office 3 Jasa Marga Agni Mayvinna mengatakan, tanah bergerak di Desa Pasirmunjul dipastikan tidak berpengaruh terhadap jalan Tol Cipularang. Karena itu, semua kendaraan dapat melintasi jalan tol tersebut.
"Jasa Marga memastikan sampai saat ini, jalan Tol Cipularang aman dilalui," kata Agni dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (18/6/2025).
Agni menyatakan, berdasarkan pengamatan udara oleh tim Jasa Marga Tollroad Maintenance (JMTM), lokasi pergerakan tanah terdekat berjarak sekitar 1 kilometer dari jalan Tol Cipularang.
"Selain itu arah pergerakan tanah ke utara sehingga tidak bersinggungan dengan Tol Cipularang," ujarnya.
Namun, tutur Agni, harus dilakukan kajian lebih mendalam untuk mencegah peristiwa tak diinginkan akibat pergerakan tanah itu.
"Jasa Marga bersama Pemkab Purwakarta dan Dinas Pekerjaan Umum melakukan monitoring jika terjadi pergeseran tanah susulan dan potensi berdampak ke Tol Cipularang," tutur Agni.
Jasa Marga, kata Agni, menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna jalan selama melintasi Jalan Tol Cipularang dan melakukan upaya-upaya antisipasi untuk mencegah dampak kerusakan jalan tol.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan puluhan rumah mengalami kerusakan berat akibat pergerakan tanah di Kampung Cigintung dan Kampung Sukamulya, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Minggu (15/6/2025).
"Sebagian warga Pasirmunjul harus mengungsi terlebih dahulu ke tempat lebih aman," kata
Pranata Humas Ahli BPBD Jabar Hadi Pratama mengatakan, pergerakan tanah di wilayah Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta berlangsung sejak beberapa bulan terakhir dari April hingga Juni.
Pergerakan pergerakan tanah terakhir terjadi Jumat (13/6/2025) dan berpotensi masih terjadi pergerakan tanah susulan.
"Penyebabnya, lereng yang curam tanpa vegetasi yang memadai lebih rentan terhadap longsor, terutama setelah hujan lebat," kata Hadi.
Hadi menyatakan, sistem drainase yang kurang baik berakibat pada berubahnya pola aliran air menyebabkan akumulasi air di area tersebut menjadi pemicu gerakan tanah. "Lokasi bencana berada di zona kerentanan gerakan tanah menengah," ujar dia.
Editor: Kastolani Marzuki