Jelang HUT ke-76 TNI, KSAL Ziarah Makam Pejuang TNI AL dan Ulama di Tegal
JAKARTA, iNews.id - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memimpin langsung ziarah di TMP Bumi Wana Samudera Kalibakung, Tegal, Jawa Tengah. Hal ini dilakukan menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Khusus ziarah di Taman Makam Bumi Wana Samudera Kalibakung yang dipimpin KSAL merupakan makam para pejuang TNI AL dan para ulama, santri, dan masyarakat," tutur Dispenal dalam keterangan tertulis, Minggu (4/10/2021).
Dispenal menjelaskan, di Tegal, KSAL didampingi Wakil KSAL Laksdya TNI Ahmadi Heri Purwono.
Dijelaskan pula oleh Dispenal, TMP ini merupakan makam pindahan para pejuang yang saling bekerja sama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947 di wilayah Tegal.
Menurut dia, jasad para pejuang ini sebelumnya berada di Bukit Tempeh dimana para pejuang ini gugur dieksekusi pihak Belanda.

Adapun gugurnya para pejuang ini bermula adanya kolaborasi TNI AL dengan ulama dan santri melaksanakan perlawanan yang sengit terhadap Belanda, sehingga Belanda dengan segala cara untuk membungkam perlawanan ini. Menurut Dispenal, salah satu caranya menangkap 2 ulama, 10 santri dan 4 prajurit TNI AL.
"Setelah diinterogasi, mereka dibawa di Bukit Tempeh, dieksekusi mati dimasukkan dalam kuburan yang sebelumnya digali mereka sendiri atas paksaan Belanda," katanya.
Dispenal mengatakan, makna dan pesan yang diambil dari kegiatan ini, yaitu meskipun para pejuang ini telah mati dan jasadnya telah menyatu dengan bumi pertiwi, mereka gugur sebagai pejuang demi mempertahankan eksistensi bangsa dan negara.
"Jasad para pejuang ditempatkan di Bumi Wana Samudera ini agar para generasi penerus bisa meneladani perjuangan dan pengorbanan para pahlawan guna mewujudkan Indonesia yang jaya," ujarnya.
Pesan untuk generasi muda penerus bangsa, kata Dispenal, bahwa menghormati para pahlawan adalah wajib. Perumpamaannya, meskipun menimbun para kuburan pejuang dengan pasir dari emas tak akan sebanding dengan perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan.
KSAL menuturkan, dulunya makam-makam para pejuang ini tersebar di berbagai daerah. Sehingga atas saran dari para ulama, pemerintah daerah dan masyarakat untuk dijadikan satu saja, salah satunya TMP Kalibakung. Selain itu, Yudo menyampaikan para pejuang AL dulu berjuang bersama-sama para ulama untuk membela negara.
Sedikitnya ada beberapa ulama yang gugur, di antaranya para ulama yakni KH Muhammad Syafei Bin Mukti dan H. Yahya bin Sejan.
“Sebagai generasi penerus supaya kita selalu mengenang jasa-jasa pejuang, dan harus meneruskan perjuangan mereka, dalam bergiat mengisi kemerdekaan di masa yang akan datang," kata KSAL Yudo.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto