Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Komisi VIII DPR Minta Pemerintah Terbitkan Aturan dan Panduan terkait Umrah Mandiri 
Advertisement . Scroll to see content

Jemaah Haji Sakit Diizinkan Berpakaian Ihram di Klinik Kesehatan Madinah

Minggu, 11 Juni 2023 - 09:33:00 WIB
Jemaah Haji Sakit Diizinkan Berpakaian Ihram di Klinik Kesehatan Madinah
Ilustrasi jemaah haji (Foto: Ilustrasi)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Jemaah haji yang sedang menjalani perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah akan mengenakan pakaian ihram dan melafalkan niat sebelum pergi ke Makkah. Mereka tidak berihram dari Bir Ali.

"Awalnya, mereka seharusnya mengambil miqat di Bir Ali, tetapi karena sakit dan diangkut dengan ambulans, lebih aman bagi mereka untuk melafalkan niat ihram di KKHI," kata Koordinator Bimbingan Ibadah Daker Madinah, Kiai Ahmad Wazir Ali, pada Sabtu (10/6/2023).

Jika memungkinkan, sebelum berangkat ke Makkah, para jemaah yang masih mampu akan melaksanakan salat sunah ihram terlebih dahulu, kemudian baru mengucapkan niat bersyarat atau isytirath. 

"Niat isytirath dilakukan bagi jemaah yang sakit karena jika sewaktu-waktu ada halangan dalam perjalanan atau di Makkah untuk melanjutkan manasik umrah, maka boleh untuk tahalul dan tidak diwajibkan membayar dam," tuturnya.

Untuk kenyamanan, blanko akan diberikan yang akan ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien serta konsultan ibadah haji, sebagai bukti atau pedoman.

Blanko tersebut dikeluarkan sebagai tindakan pencegahan jika jemaah haji dirawat di klinik di Makkah. Jika niatnya isytirath dan jemaah haji belum melakukan tawaf dan sa'i, maka umrah mereka akan diubah menjadi haji.

"Jadi, niat ihram haji Qiran, yang menggabungkan niat haji dan umrah sekaligus, tetapi akan membayar dam. Menurut sebagian ulama, mengenakan ihram sebelum miqat diperbolehkan dalam kasus-kasus tertentu," kata Wazir Ali.

Dokter Penanggung Jawab Evakuasi Jemaah KKHI Madinah, Dr. Riko Ade Putra, mengatakan bahwa setiap harinya terdapat dua kali pemberangkatan jemaah yang sakit dari Madinah menuju Makkah karena hanya ada satu mobil ambulans yang tersedia.

"Perjalanan dari Madinah ke Makkah membutuhkan waktu 5 jam, jadi total perjalanan pergi-pulang adalah 10 jam belum termasuk waktu istirahat. Oleh karena itu, hanya ada dua kali pemberangkatan setiap harinya, pagi dan malam," ujar Riko.

Menurutnya, mayoritas pasien yang dievakuasi mengalami penyakit jantung dan paru-paru, dan semuanya adalah lansia.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut