Jokowi Ajak Hijrah, KH Mujib: Ajakan yang Baik, Patut Diapresiasi
JAKARTA, iNews.id – Ajakan calon presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pengusaha muda berhijrah menuai pujian. Salah satunya dari Ketua Umum Ikhwanul Mubalighin, KH Mujib Khudori. Menurut dia, apa yang disampaikan Jokowi layak diapresiasi.
“Saya pikir itu ajakan yang sangat baik, seperti ungkapan ‘hijrah dari yang senang perpecahan jadi yang senang persatuan’. Itu kan mengajak kita agar tidak lagi nafsi-nafsi (sendiri-sendiri) membangun bangsa,” ujar Kiai Mujib saat dihubungi iNews.id di Jakarta, Sabtu (3/11/2018).
Dia menjelaskan, kata hijrah sendiri sebenarnya berarti berpindah tempat. Istilah itu antara lain mengacu pada peristiwa perpindahan Rasulullah SAW dan para sahabat dari Makkah ke Madinah dalam rangka untuk menyelamatkan iman mereka kepada Allah SWT.
Ulama berpendapat, hijrah yang dilakukan Nabi SAW dan para sahabat ketika itu termasuk hijrah fisik. “Nah, setelah peristiwa Fathul Makkah atau Pembebasan Kota Makkah, hijrah fisik dalam konteks seperti yang dilakukan Nabi sudah tidak ada lagi. Seperti yang disebutkan dalam hadis ‘laa hijrata ba’dal fathi’ (tidak ada hijrah fisik lagi setelah Fathul Makkah),” kata Mujib.
Dia menuturkan, hijrah yang disampaikan Jokowi kali ini lebih kepada konteks maknawi, yaitu mengubah perilaku. “Salah satunya ya itu tadi, dari yang tadinya mudah marah menjadi pribadi yang lebih sabar dalam berusaha,” tutur Kiai Mujib.
Sebelumnya, Jokowi meminta agar para pengusaha muda berhijrah. Hal itu diungkapkannya saat menghadiri acara pembukaan Rapat Kerja Nasional Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) di Hotel Fairmont Jakarta, Sabtu (3/11/2018).
“Berhijrah dari yang konsumtif menjadi produktif, hijrah dari yang marah-marah ke yang sabar karena sabar dan pekerja keras adalah ciri-ciri Hipmi (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia),” kata Jokowi.
“Hijrah dari yang senang perpecahan jadi yang senang persatuan, hijrah yang dari tadinya senang monopoli jadi senang kompetisi. Jangan mau mendapat proteksi saja. Dan terakhir hijrah dari individualis menjadi kolaborasi, kerja sama-sama,” ungkap dia lagi.
Editor: Ahmad Islamy Jamil