Jurus Pramono Hadapi Ancaman PHK Massal Pekerja Hotel
JAKARTA, iNews.id - Gubernur Jakarta Pramono Anung merespons kabar yang ramai terkait ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi pekerja hotel dan restoran di Jakarta. Dia telah berkomunikasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sebagai langkah antisipasi gelombang PHK massal.
"Saya di Provinsi DKI berusaha semaksimal mungkin, saya sudah berkomunikasi juga dengan PHRI untuk bisa supaya tidak ada PHK massal," kata Pramono di Jakarta Utara, Senin (2/6/2025).
Pramono akan memperbanyak event atau kegiatan di Jakarta untuk menggenjot perekonomian khususnya di sektor perhotelan dan restoran.
"Kami memperbanyak event, kalau teman-teman pelajari, event di Jakarta sekarang ini kan banyak banget, mulai dari lari bulan ini aja ada tiga atau empat lari, kemudian event-event musik yang dulu belum ada seperti Sound Fest tiba-tiba ada, kemudian kalau Java Jazz kan ada. Nah dengan perbanyakan event ini membuat perhotelan bisa bertahan," ujarnya.
Pramono juga meyakini pemerintah pusat telah menyiapkan langkah konkret untuk menahan gelombang PHK massal dari berbagai sektor.
Sebelumnya diberitakan, industri perhotelan di Jakarta sedang mengalami penurunan tingkat keterisian atau okupansi pada triwulan pertama 2025. Akibatnya, fenomena PHK massal diperkirakan terjadi.
Hal ini diungkapkan Ketua BPD PHRI DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono. Menurutnya, sebanyak 96,7 persen hotel di Jakarta telah melaporkan penurunan okupansi.
Kemudian, kondisi itu juga diperberat dengan kenaikan biaya operasional.
Selain itu, pemerintah juga memutuskan untuk menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) bagi tenaga kerja. Faktor-faktor itu pun diakui memberatkan para pengusaha.
"Industri ini tengah menghadapi tekanan berat dari berbagai sisi. Tingkat hunian hotel mengalami penurunan, sedangkan biaya operasional meningkat tajam dan membebani kelangsungan usaha," ucap dia di Jakarta, Senin (26/5/2025).
Editor: Reza Fajri