Kabupaten Bogor Wilayah Berisiko Tinggi Bencana Banjir dan Tanah Longsor
JAKARTA, iNews.id - Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat secara historis merupakan wilayah yang berisiko tinggi terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Tingginya kejadian bencana di Kabupaten Bogor karena topografinya yang berbukit-bukit.
“Kami sudah menyampaikan bahwa Kabupaten Bogor itu adalah kabupaten yang secara historis kejadian banjir dan tanah longsor itu paling tinggi di Indonesia. Kita punya 514 kabupaten kota, kalau kita runut historis kejadian bencana banjir dan tanah longsornya itu dari 514 itu yang paling tinggi adalah Kabupaten Bogor,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikutip dari Youtube BNPB, Selasa (18/10/2022).
“Kabupaten Bogor mungkin hampir 40 sampai 60 persen wilayahnya karena topografinya banyak yang berbukit itu risiko tanah longsornya tinggi. Itu yang menjadi catatan kita," imbuh dia.
Aam juga mengatakan dari data 10 tahun terakhir kejadian bencana paling tinggi di Kabupaten Bogor biasanya mulai terjadi pada bulan Agustus, puncaknya di Oktober, dan bulan April.
“Jadi musim kita itu kalau musim hujan itu Desember, Januari, Februari, peralihan dari hujan kemarau itu Maret, April, Mei, kemarau Juni, Juli, Agustus, peralihan kemarau ke hujan September Oktober November. Rata-rata memang kalau kita lihat historisnya itu terjadi pada fase-fase peralihan,” ungkap Aam.
Aam pun mengatakan bahwa saat ini kondisi musim yang tidak normal juga perlu diwaspadai kejadian bencana hidrometeorologi. Pada Agustus seharusnya musim kemarau justru masih hujan dengan intentitas tinggi.
“Tapi sekarang musim-musim ini tidak normal lagi, Agustus yang seharusnya kemarau kita masih hujan bahkan intensitasnya tinggi, banjir tinggi, Juni Juli Agustus itu seharusnya kita masih kemarau tapi di sini banjir cukup tinggi, kemudian cuaca ekstrem cukup tinggi, longsor juga cukup tinggi.”
Aam berpesan bahwa tidak ada waktu dalam satu tahun untuk tidak waspada bencana hidrometeorologi.
“Kemarau pun kita harus waspada longsor, Agustus pun kita harus waspada banjir. Jadi tidak ada 1 bulan dalam satu tahun, kalau kita melihat data waktu untuk tidak waspada bencana hidrometeorologi,” katanya.
Editor: Faieq Hidayat