Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Virus H5N5 Menginfeksi Manusia untuk Pertama Kalinya, OTW Pandemi Baru?
Advertisement . Scroll to see content

Kaleidoskop 2021, Dua Kali Lonjakan Covid-19 Landa Indonesia

Sabtu, 25 Desember 2021 - 13:27:00 WIB
Kaleidoskop 2021, Dua Kali Lonjakan Covid-19 Landa Indonesia
Indonesia menghadapi dua lonjakan kasus Covid-19 sepanjang 2021 (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Indonesia masih berjibaku menghadapi pandemi Covid-19 selama 2021. Sama seperti negara-negara lainnya, Indonesia mengalami naik turun penularan Covid-19.

Selama 2021, Indonesia tercatat setidaknya mengalami dua kali lonjakan kasus Covid-19. Yang pertama yaitu usai libur Natal dan tahun baru 2021, di mana lonjakan kasus Covid-19 dirasakan pada Januari dan Februari 2021.

Lonjakan kasus Covid-19 dimulai pada 5 Januari 2021 dengan 7.445 orang. Setelah itu kasus Covid-19 terus mengalami kenaikan signifikan dan mengalami puncaknya pada 16 Januari 2021 dengan 14.224 orang serta 30 Januari 2021 dengan 14.518 orang.

Setelah itu kasus Covid-19 berangsur menurun seiring dengan penanganan pemerintah serta pihak-pihak terkait. Salah satunya melalui program vaksinasi Covid-19 yang dimulai pada Januari 2021. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama di Indonesia yang disuntik vaksin Covid-19 jenis Sinovac.

Selanjutnya, kasus Covid-19 di Indonesia cenderung fluktuatif namun bisa dikendalikan. Pemerintah menyadari lonjakan kasus Covid-19 selalu terjadi usai libur panjang nasional. Oleh sebab itu pemerintah kemudian memberlakukan kebijakan pembatasan untuk mencegah kerumunan saat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah pada Mei 2021.

Namun imbauan dan kebijakan pemerintah tak sejalan dengan kedisiplinan masyarakat. Kasus Covid-19 kembali melonjak pada Juni 2021.

Varian Delta

Lonjakan kasus Covid-19 pada Juni 2021 tak lain disebabkan karena varian Delta. Mutasi ini disebut-sebut memiliki penularan lebih cepat dibanding varian sebelumnya.

Hal itu disampaikan Ketua Tim WGS SARS-COV2 LIPI Sugiyono Saputra. Varian yang memiliki kodegenetik B1617.2 dari India ini disebut mempunyai karakter yang bisa menurunkan efektivitas dari vaksinasi dan terapi obat yang sedang dilakukan.

Akibat varian Delta ini Indonesia mengalami puncak kasus Covid-19 harian selama pandemi. Pada 2-15 Juli 2021 tercatat penambahan total kasus positif Covid-19 mencapai 523.695 orang. Pada 11 Juli 2021 Indonesia tercatat sebagai negara dengan kasus kematian tertinggi di dunia yaitu mencapai 1.007 orang dalam satu hari.

Tingginya angka kematian disebabkan karena daya tampung rumah sakit khusus penanganan Covid-19 tak mampu mengimbangi lonjakan kasus. Sehingga banyak yang tak tertangani bahkan meninggal saat isolasi mandiri.

Kondisi di sejumlah rumah sakit pun mencekam, bahkan banyak rumah sakit terpaksa membuka tenda darurat untuk menangani pasien Covid-19. Saat itu, kelangkaan dan antrean pengisian tabung oksigen terjadi di sejumlah daerah. Lonjakan kasus Covid-19 ini berangsur turun pada Agustus 2021.

Vaksinasi Covid-19 

Vaksinasi menjadi salah satu cara menurunkan penyebaran virus Covid-19 dengan membentuk kekebalan komunal. Melansir data dari laman vaksin.kemkes.go.id, data per tanggal 17 Desember 2021 pukul 18.00 WIB jumlah target nasional untuk vaksinasi mencapai 208.265.720 jiwa.

Sebanyak 72 per 100 penduduk sasaran vaksinasi sudah mendapat 1 dosis. Total vaksinasi dosis 1 mencapai 150.729.826 dosis atau sekitar 72,37 persen. Sedangkan total vaksinasi dosis 2 mencapai 106.339.759 dosis atau sekitar 51,06 persen.

Indonesia termasuk negara yang bergerak cepat mencari vaksin Covid-19 ke sejumlah negara. Yang pertama yaitu vaksin Covid-19 Sinovac dan Sinopharm dari China.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan hingga kini sudah ada 11 jenis vaksin Covid-19 yang diberi syarat penggunaan darurat. Sebelas jenis vaksin Covid-19 tersebut yakni Sinovac, PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Pfizer, Sputnik V, Zififax, Janssen, Convidecia, dan Covovax.

Menurut Nadia, 11 jenis vaksin Covid-19 itu bisa menjadi pilihan vaksin bosster. Tujuannya untuk memperkuat kekebalan tubuh melawan Covid-19 untuk mencegah lonjakan kasus di kemudian hari.

“Setidaknya 11 jenis vaksin dan Vaksin Merah Putih akan menjadi alternatif baik pada vaksinasi untuk program pemerintah ataupun vaksinasi untuk program berbayar atau mekanisme lainnya,” katanya, Selasa (23/11/2021).

PPKM

Sejumlah kebijakan diambil pemerintah untuk menangani pandemi Covid-19. Salah satu kebijakan utama yakni pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Kebijakan ini sudah diberlakukan sejak awal pandemi tahun 2020. Sempat dilonggarkan usai lonjakan tahun baru 2021, kebijakan PPKM dimodifikasi menjadi PPKM darurat saat lonjakan akibat varian Delta terjadi.

PPKM Darurat mulai diberlakukan Jokowi pada 1 Juli 2021 di Pulau Jawa dan Bali. Kebijakan itu diambil lantaran lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Delta terjadi cukup signifikan di kedua pulau.

"Saya memutuskan untuk memberlakukan PPKM Darurat sejak 3 Jui hingga 20 Juli 2021 khusus di Jawa dan Bali," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta pada 1 Juli 2021.

Kebijakan PPKM darurat kemudian diganti menjadi PPKM berlevel mulai 20 Juli 2021. Hal itu diumumkan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan.

“Kita pakai istilah level saja,” kata Luhut pada 20 Juli 2021.

Penetapan level PPKM satu daerah dengan daerah lain berbeda sesuai dengan indikator serta assessment yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Tak hanya penularan, capaian vaksinasi Covid-19 juga menjadi penilaian.

Pembatasan pada PPKM berlevel mencakup berbagai bidang kegiatan masyarakat. Mulai dari perkantoran, sekolah, fasilitas publik hingga transportasi umum.

PPKM paling ketat yaitu berada di Level 4. Jika penanganan kasus Covid-19 serta vaksinasi semakin baik, maka suatu daerah bisa turun ke Level 3 dan seterusnya.

Menjelang libur Natal dan tahun baru 2022 kali ini, pemerintah kembali menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19. Awalnya pemerintah berencana menerapkan PPKM Level 3 di seluruh Indonesia.

Namun rencana itu dibatalkan. Pemerintah memutuskan tetap menggunakan kebijakan PPKM berlevel untuk mencegah lonjakan Covid-19 usai Natal dan tahun baru.

Selain itu vaksinasi Covid-19 juga dikebut dan Indonesia terus mendatangkan vaksin dari luar negeri. Bahkan yang terbaru pemerintah sudah memulai vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun.

Selain mengantisipasi kerumunan, pemerintah juga sedang berjibaku mengantisipasi varian terbaru Covid-19 Omicron yang disebut lebih menular. Kini kasus Omicron sudah ditemukan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta yang saat ini sudah di-lockdown.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut