Kapolresta Bandung Warning Siswa Baru SMAN 1 Margahayu soal Tawuran dan Geng Motor
BANDUNG, iNews.id – Kapolresta Bandung Kombes Pol Aldi Subartono memperingatkan siswa baru SMAN 1 Margahayu soal bahaya tawuran dan geng motor. Peringatan ini disampaikan dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada Rabu (16/7/2025).
Aldi menekankan pentingnya pembentukan karakter siswa sejak dini. Hal ini dilakukan guna mendukung visi Indonesia Emas 2045 yang membutuhkan generasi muda unggul.
Menurut Kombes Pol Aldi, pelajar tidak cukup hanya mengandalkan kecerdasan intelektual. Karakter dan integritas juga penting untuk membangun masa depan bangsa.
“Kami ingin generasi muda yang tidak hanya pintar secara akademis, tapi juga punya akhlak mulia, disiplin, taat hukum, dan bisa jadi teladan di lingkungan masing-masing,” ujarnya, Rabu (16/7/2025).
Kapolresta Bandung menyebut pelajar sebagai fondasi utama pembangunan. Namun dia tidak menutup mata terhadap berbagai ancaman yang mengintai generasi muda.
Aldi menyebut tawuran dan geng motor masih menjadi tantangan serius. Menurutnya, aksi tawuran hanya merugikan diri sendiri dan sekolah.
“Tawuran itu bukan ajang unjuk keberanian. Yang ada malah merugikan diri sendiri, keluarga, dan sekolah,” kata Aldi.
Dia menjelaskan bahwa tawuran kerap dipicu oleh solidaritas kelompok yang berlebihan, provokasi antar pelajar dan minimnya pengawasan dari orang tua.
Aldi juga menyoroti maraknya geng motor yang merekrut pelajar. Bahkan, ada yang menggunakan intimidasi dan kekerasan untuk merekrut anggota.
“Pola perekrutan mereka sangat meresahkan. Banyak pelajar dilibatkan dalam aksi kriminal bahkan sejak usia dini,” ucapnya.
Kapolresta Bandung juga membahas dampak negatif dunia digital. Dia mengutip data UNESCO bahwa 60 persen pelajar dunia terpapar dampak negatif internet.
Meski teknologi bermanfaat, Aldi menekankan pentingnya literasi digital di kalangan pelajar. Maraknya cyberbullying dan konten negatif menjadi perhatian khusus.
“Makanya kami Polri memiliki sejumlah strategi pembinaan. Di antaranya adalah penguatan penyuluhan hukum di sekolah, optimalisasi peran Bhabinkamtibmas dan Satbinmas, serta kolaborasi dengan pihak sekolah, pemerintah daerah, dan orang tua,” ucapnya.
Polri juga memanfaatkan media sosial untuk kampanye edukatif. Aldi memastikan penegakan hukum tetap dilakukan, tapi dengan pendekatan pembinaan.
Dia berharap MPLS bukan sekadar kegiatan seremonial. Para pelajar diharapkan lebih bijak dalam memilih pergaulan dan menghindari pengaruh buruk.
“Pemaparan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan semangat positif di kalangan siswa baru SMAN 1 Margahayu untuk menjadi generasi penerus bangsa yang sehat, produktif, dan berdaya saing global,” ucapnya.
Editor: Donald Karouw