Kapolri ke Para Wisuda STIK: Tinggalkan Zona Nyaman dan Jadi Pendengar yang Baik
JAKARTA, iNews.id - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa seluruh personel kepolisian harus berani keluar dari zona nyamannya. Menurutnya, dewasa ini zaman telah berubah dan harus bisa beradaptasi.
Hal itu disampaikannya saat memberikan pengarahan dalam Upacara Wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) di Gedung PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (21/6/2023).
"Kita harus segera meninggalkan zona nyaman. Karena memang masyarakat sudah jauh berubah. Jadi pada saat kalian tidak bisa berubah, maka kalian yang akan tergulung oleh situasi. Satu-satunya kalian juga harus berubah meninggalkan zona nyaman," kata Sigit.
Lebih dalam, Sigit mengingatkan soal perkembangan teknologi salah satunya media sosial. Pasalnya, saat ini Indonesia sudah memasuki zaman yang dinamakan citizen jurnalism.
"Artinya apa, masyarakat kemudian bisa setiap saat bisa menjadi berita karena perkembangan media sosial, dan ini bisa terjadi di mana-mana. Sehingga tentunya yang harus kalian lakukan adalah bahwa tidak ada lagi ruang ataupun tempat untuk bersembunyi," ujar Sigit.
Oleh karena itu, Sigit menekankan satu-satunya yang bisa dilakukan untuk menghadapi fenomena ini adalah seluruh personel kepolisian harus berlomba-lomba untuk melakukan perbuatan baik.
"Melakukan prestasi-prestasi, sehingga fenomena ini akan diwarnai dengan hal-hal yang baik, hal-hal yang bisa mengangkat institusi karena ini terus menjadi sorotan. Oleh karena itu kewajiban kalian setiap hari adalah mengikuti perkembangan medsos, perkembangan yang ada, rekan-rekan bisa segera menyesuaikan dengan apa yang ada," ucap Sigit.
Di sisi lain, Sigit menyebut, personel kepolisian saat ini harus bisa menjadi pendengar yang baik khususnya di seluruh lapisan masyarakat.
"Biasakan untuk jadi pendengar yang baik, khususnya masyarakat. Karena kalian dibentuk dan dididik untuk menjadi pelayan publik. Tentunya tanggung jawab kalian adalah kepada publik atau masy khususnya dalam melaksanakan tugas pokok kita semua," tutur Sigit.
Sigit mengingatkan, Polri saat ini membuka seluas-luasnya ruang aspirasi untuk masyarakat. Sehingga, Korps Bhayangkara bukanlah lembaga yang antikritik.
"Kita harus mulai berubah, membuka diri, tidak antikritik, karena kalau kita antikritik maka kita juga akan menjadi organisasi yang terttinggal. Sehingga kritik menjadi bagian dari kita umtuk terus berbenah menjadi organisasi modern yang bisa mengikuti perubahan dan keinginan yang diinginkan masyarakat," katanya.
Editor: Faieq Hidayat