Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Contoh Soal Indeks Harga dengan Jawaban, Rumus dan Caranya Lengkap!
Advertisement . Scroll to see content

Karakteristik Kelompok Sosial: Pengertian, Jenis dan Contohnya

Senin, 09 Januari 2023 - 10:38:00 WIB
Karakteristik Kelompok Sosial: Pengertian, Jenis dan Contohnya
Ilustrasi Karakteristik Kelompok Sosial (freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Karakteristik kelompok sosial menjadi suatu bentuk identifikasi kelompok yang dipelajari dalam pelajaran sosiologi. Lantas, apa saja karakteristik dari kelompok?

Pengertian Kelompok Sosial

D. W Johnson dan F. P. Johnson dalam buku "Cara Cepat Menguasai Sosiologi SMA/MA X, XI, XII" menjelaskan bahwa kelompok sosial adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka. Di mana masing-masing menyadari keanggotaannya dan orang lain yang juga anggotanya, dalam suatu kelompok.

Mereka juga saling bergantung atau adanya hubungan timbal secara positif untuk mencapai tujuan bersama.  Adanya naluri untuk hidup bersama inilah yang akhirnya menciptakan kelompok sosial. Lalu karakteristik seperti apa yang membuat suatu kelompok dapat dikatakan sebagai kelompok sosial?

Karakteristik Kelompok Sosial

  • 1. Harus adanya kesadaran bagi setiap anggota sebagai bagian dari kelompoknya
  • 2. Adanya timbal balik antar individu dikelompoknya
  • 3. Terdapat kesamaan faktor, sehingga mampu mempererat hubungan sosial mereka di dalam kelompoknya
  • 4. Terstruktur, memiliki kaidah dan pola perilaku berbeda yang membedakannya dari kelompok lain
  • 5. Orientasi dalam mencapai tujuan yang diketahui dan disepakati bersama

Jenis Kelompok Sosial

1. Kelompok dalam (In Group) dan Kelompok Luar (Out Group)

Kelompok dalam (in group) merupakan kelompok sosial yang anggotanya mengungkapkan diri sebagai anggota kelompoknya. Sedangkan, kelompok luar (out group) merupakan pernyataan atau pengakuan itu bukan kelompok saya dari individu, namun kelompok mereka adalah diri mereka.

Umumnya sikap out group didasarkan pada perasaan berlawanan, bermusuhan, dan ketidakcocokan. Selain itu, baik dalam in group maupun out group akan muncul etnosentrisme, setiap anggota akan menganggap kelompoknya lebih baik dari kelompok lain. 

2. Kelompok Primer dan Sekunder

Kelompok yang memiliki karakteristik saling mengenal antaranggota serta terjalinnya kerja sama erat yang bersifat pribadi dikatakan sebagai kelompok primer. Sedangkan dalam kelompok sekunder memiliki hubungan sosial yang formal, impersonal dan segmental, didasarkan pada hal apa yang dibicarakan.  

Berbeda dengan kelompok primer, kelompok sekunder memiliki cakupan keanggotaan yang luas dan tidak terbatas. Hal ini juga berakibat pada pedoman hubungan kelompok sekunder pada efektifitas dan efisiensi. 

Kedua kelompok ini memiliki manfaat mereka sendiri-sendiri. Dalam kelompok primer mampu membuat individu merasa dihargai sebagai manusia. Kelompok sekunder mampu membuat individu mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien karena sifatnya yang formal, impersonal. 

3. Paguyuban dan Patembayan

Dalam hubungan paguyuban lebih condong pada hubungan personal. Penghormatan, etika, dan penghargaan pada orang yang saling berbicara ditempatkan sesuai dengan status sosial masing-masing.

Contohnya kelompok sosial ini adalah penempatan bahasa Jawa yang digunakan orang yang lebih tua dengan orang yang lebih muda. Umumnya orang tua akan menggunakan “Ngoko” ketika berbicara dengan orang yang jauh lebih muda, sedangkan orang berusia muda akan menggunakan “krama inggil” ketika berbicara dengan orang yang lebih tua usianya. 

Selanjutnya, paguyuban memiliki pola hubungan kebiasaan saling mengunjungi satu dengan yang lain, hal seperti ini biasanya terjadi di daerah pedesaan. Pembicaraan yang dilakukan seadanya, tanpa target dan tanpa arah serta tujuan tertentu.

Sementara itu, dalam patembayan, yang sifatnya utilitarian atau hubungan yang didasarkan pada asas manfaat, formal, pembagian kerja yang jelas dan memiliki tujuan masing-masing. Umumnya hubungan patembayan terjadi pada masyarakat perkotaan. 

4.  Kelompok formal dan informal

Kelompok formal memiliki peraturan-peraturan tegas yang sengaja dibuat oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggota. Beberapa contohnya seperti organisasi formal, lembaga pemerintahan atau birokrasi. 

Selain kelompok formal, kita juga akan mengenal kelompok informal. Kelompok ini tidak ada struktur ataupun aturan tertentu. Biasanya kelompok informal terbentuk karena pertemuan yang berulang kali dan bersifat sementara. Masyarakat biasanya mengenal kelompok ini dengan sebutan kerumunan, karena tidak memiliki pimpinan dan tidak terorganisir. 

Dinamika Kelompok Sosial

Setelah belajar karakteristik kelompok sosial dan jenisnya, ketahui juga dinamika yang merupakan permasalahan masyarakat sehingga menyebabkan perubahan sosial. Ada 2 faktor yang mempengaruhi dinamika kelompok sosial, yaitu : 

1. Faktor internal, meliputi konflik antarindividu, kelompok yang tidak seimbang, adanya perbedaan kepentingan serta paham setiap anggota kelompok. 

2. Faktor eksternal, meliputi adanya perubahan situasi, situasi sosial ekonomi kelompok, serta pergantian anggota kelompok.

Melihat faktor pembentuk dinamika sosial yang mampu membawa perubahan sosial, ternyata memiliki fungsi di dalamnya, di antaranya : 

a. Tercipta kerjasama antaranggota kelompok yang akan saling menguntungkan.
b. Menciptakan nilai demokratis kepada setiap anggota
c. Membantu mempermudah penyelesaian pekerjaan yang dihadapi

Itulah uraian penjelasan karakteristik kelompok sosial sampai pada dinamikanya. Semoga membantu proses belajar kalian ya!

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut