Kasus Prada Lucky, DPRD Nagekeo: Di Tubuh TNI Saja Begitu, Bagaimana dengan Masyarakat?
NAGEKEO, iNews.id - Kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit Yonif TP 834/WM memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari anggota DPRD Kabupaten Nagekeo periode 2024–2029 dari Partai Perindo Lukas Mbulang.
Prada Lucky Namo diketahui bertugas di Marshalling Area Yonif TP 834/WM, Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dia diduga dianiaya senior hingga tewas.
Lukas Mbulang mengungkapkan, kehadiran TNI di wilayah itu yang seharusnya membawa rasa damai dan aman bagi masyarakat justru tercoreng oleh ulah oknum tentara. Kejadian ini menimbulkan trauma bagi warga setempat.
"Kami baru pulang Bimtek jadi tidak tahu sama sekali, lalu dengar kabar itu kan mengejutkan sekali. Kehadiran TNI tidak membawa kabar yang menarik tapi justru membawa berita sangat sadis, mengecewakan sekali, kalau di antara mereka saja ada penganiayaan berat sampai meninggal, kalau dalam tubuh TNI saja begitu bagaimana dengan masyarakat dan orang kecil?," kata mantan pengacara yang kini jadi anggota DPRD Nagekeo, Sabtu (9/8/2025).
Dia secara tegas menyebut kasus ini bisa menjadi awal mula menimbulkan ras takut dan trauma masyarakat Kabupaten Nagekeo terhadap kehadiran TNI di wilayah tersebut.
Bahkan dia menyinggung soal kasus lahan antara TNI AD dan masyarakat Desa Tonggurambang yang hingga kini belum terselesaikan. Lalu kini muncul lagi kasus yang cukup menghebohkan masyarakat, bukan hanya di Nagekeo tetapi juga NTT pada umumnya.
"Pertama berkaitan dengan masalah tanah TNI di Tonggurambang berhadapan dengan masyarakat, belum terselesaikan, mereka datang dalam bentuk pasukan, kemudian selang baru beberapa waktu saja sudah ada kasus di antara mereka sampai ada yang meninggal, yang menurut ceritanya karena dianiaya seniornya, alasan lain kita tidak tahu tapi fakta yang kita lihat beliau meninggal," katanya.
Sebagai putra daerah sekaligus anggota DPRD Kabupaten Nagekeo, Lukas menyebut dua kasus yang melibatkan TNI AD yakni kasus lahan di Desa Tonggurambang dan kematian Prada Lucky yang membuat masyarakat resah.
"Sebagai putra daerah, kami sudah menyiapkan tempat tapi bukannya membawa kedamaian, untuk pembangunan dan membantu masyarakat tetapi malah melahirkan kekerasan baru yang berdampak pada ketakutan masyarakat kecil. Kalau kehadiran mereka seperti ini, bukannya membawa kedamaian dan spirit baru kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan menuju kemandirian tapi justru melahirkan ketakutan baru atas kehadiran TNI AD ini," kata politikus Partai Perindo ini.
Dia juga mengecam tindakan oknum anggota TNI AD yang diduga melakukan penganiayaan hingga menyebabkan Prada Lucky meninggal dunia. Dia meminta pimpinan TNI AD melakukan pembinaan secara baik kepada anggotanya di wilayah tersebut.
Tidak hanya mengecam, Lukas juga berharap ke depannya institusi TNI AD tidak sekadar menghadirkan prajurit dalam waktu singkat. Pendidikan yang terburu-buru justru berisiko melahirkan anggota yang tidak bermoral dan bersikap kasar.
Hal ini terlihat dari kekerasan antaranggota di Kabupaten Nagekeo, pembinaan yang tidak manusiawi, hingga menyebabkan kematian.
"Ini sudah keterlaluan, ini adalah kejahatan yang sempurna," ucapnya.
Selain anggota DPRD Kabupaten Nagekeo, Dedi Ingga salah satu warga Desa Tonggurambang, Kecamatan Aesesa juga angkat bicara. Meski enggan memberikan komentar terlalu jauh terkait kasus yang cukup menghebohkan itu karena masih dalam proses penyelidikan, dia juga menyayangkan dugaan penganiayaan menyebabkan kematian Prada Lucky Namo.
"Saya belum bisa berikan komentar yang pasti karena kasus ini belum jelas dan belum ada penyampaian resmi jadi kita tidak mau berspekulasi tapi poinnya itu kita sayangkan kejadian itu," kata Dedi.
Editor: Donald Karouw