Kawasan Terkena Likuifaksi Bakal Dibangun Memorial Park
JAKARTA, iNews.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan kawasan yang terkena likuifaksi saat gempa bumi dan tsunami mengguncang Sulawesi Tengah tidak akan lagi difungsikan sebagai permukiman. Daerah itu bakal dijadikan ruang terbuka hijau, serta dibangun memorial park di atasnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, daerah bekas likuifaksi tak layak huni karena sangat rawan.
"Lokasi likuifaksi itu akan ditutup dan akan dijadikan ruang terbuka hijau serta menjadi memorial park atau tempat bersejarah. Di situ akan dibangun monumen," kata Sutopo pada konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Likuifaksi merupakan fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat beban getaran gempa. Kawasan terparah akibat fenomena alam ini yaitu Balaroa dan Petobo di Kota Palu serta Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi. Dilaporkan 5.000 orang hilang di daerah ini.

Secara keseluruhan, korban meninggal akibat gempa bumi dan tsunami mencapai 2.010 jiwa hingga pukul 13.00 WIB Selasa (9/10/2018) siang ini.
Sutopo menginformasikan, para korban selamat akan menggelar doa bersama pada Kamis besok (11/10/2018) untuk para korban bencana yang meninggal.
Doa bersama tersebut bertepatan pada hari berakhirnya pencarian korban bencana. Penghentian pencarian tersebut mempertimbangkan kesehatan para relawan.

"Jenazah hingga 14 hari itu sudah melepuh atau susah dikenali. Jenazah yang ditemuknan langsung dimakamkan karena berpotensi menimbulkan penyakit," kata dia.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyiapkan hunian sementara (huntara) bagi korban terdampak gempa. Adapun untuk relokasi akan segera dipersiapkan.
Editor: Zen Teguh