Kekuatan Militernya Lampaui Australia dan Korut, Indonesia Jadi Negara Terkuat di Asia Tenggara
JAKARTA, iNews.id - Negara terkuat dikawasan Asia Tenggara atau ASEAN akan dibahas pada artikel kali ini. Militer Indonesia tercatat sebagai yang terkuat di Asia Tenggara berdasarkan situs pemeringkat militer Global Firepower (GFP) Index 2023.
Indonesia berada di posisi ke-13, tertinggi dibanding negara ASEAN lainnya. Bahkan, peringkat Indonesia melampaui Australia maupun Korea Utara (Korut).
Seperti dikutip dari situs GFP, Minggu (20/2/2023), Indonesia memiliki skor sebesar 0,2221 di mana skor 0,0000 dianggap 'sempurna'. Posisi Indonesia ini naik dua peringkat dari tahun sebelumnya yang menduduki posisi 15 dunia.
Posisi Indonesia ini tertinggi diantara negara ASEAN lainnya. Di bawah Indonesia, ada Vietnam di posisi 19 dan Thailand (24). Sedangkan Singapura berada di posisi 29 dan Malaysia di urutan 42.
Sedangkan Australia di posisi 16 dan Korea Utara di posisi 34 serta negara-negara yang maju dalam hal militer seperti misalnya Jerman yang ada di posisi 25.
Menurut GFP, Indonesia memiliki 1.080.000 personel militer terdiri dari 40 ribu personel Angkatan Udara, 300 ribu personel Angkatan Darat, dan 75 ribu personel Angkatan Laut.
Untuk alutsista, Indonesia didukung oleh 466 kekuatan udara yang terdiri dari 41 pesawat tempur, 23 unit attack types, 67 pesawat transportasi, 126 unit pelatihan, 17 pesawat misi khusus, 1 pesawat tanker, 176 helikopter, dan 15 helikopter serang.
Kekuatan darat dalam catatan GFP, memiliki 314 tank, 12.008 kendaraan lapis baja, 153 self-propelled artillery, 414 tower artillery, dan 63 proyektor roket. Sedangkan kekuatan laut Indonesia diperkuat oleh 324 alutsista dengan rincian 10 kapal frigate, 21 kapal korvet, 4 kapal selam, 202 kapal patroli, dan 13 mine warfare.
Untuk posisi teratas diduduki Amerika Serikat (AS) dengan skor 0,0712. Diikuti oleh Rusia di posisi dua, China di posisi tiga, India di posisi empat , dan Inggris di posisi lima guna menggenapi posisi lima besar militer terkuat di dunia.
Editor: Komaruddin Bagja