Keluarga Yakin Diplomat Kemlu Arya Daru Tak Bunuh Diri, Ini Alasannya
JAKARTA, iNews.id - Keluarga Arya Daru Pangayunan, diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas terlilit lakban, tak terima jika korban disebut depresi hingga bunuh diri. Kuasa hukum keluarga Arya Daru, Nicholay Apriliando menyebut, pernyataan tersebut sangat menyudutkan korban.
“Ketika ada peristiwa meninggalnya almarhum, ada pernyataan yang sungguh menyudutkan almarhum, bahkan dibilang depresi, bunuh diri,” kata Nicholay dalam tayangan iNews, Sabtu (23/8/2025).
Berdasarkan cerita dari keluarga, kata dia, Arya Daru dalam kondisi senang lantaran mendapatkan promosi jabatan. Arya Daru juga berencana membawa istri hingga keluarganya ke Finlandia, tempat kerja barunya.
Oleh karena itu, dia mempertanyakan bagaimana bisa Arya Daru dianggap depresi.
“Bagaimana seorang yang dalam keadaan happy mendapatkan promosi jabatan, yang sedang mempersiapkan segala sesuatu untuk anak-anaknya sekolah di Finlandia, untuk istrinya dibawa, mertuanya dibawa, orang tua dibawa, masa dia meninggalkan semua hal yang dia persiapkan dengan bunuh diri,” ujar dia.
Menurutnya, anggapan-anggapan yang ditujukan kepada Arya Daru tidak masuk akal.
“Tidak masuk dalam logika akal sehat, atau logika yang waras,” katanya.
Sebelumnya, polisi menyimpulkan tidak ada keterlibatan orang lain dalam kematian Arya Daru. Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, mengungkapkan Arya memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya sejak tahun 2013.
“Ditemukan riwayat komunikasi antara pemilik akun email [email protected](milik ADP) dengan akun [email protected]. Dari hasil tersebut diketahui bahwa sejak 2013 ADP sudah memiliki keinginan bunuh diri, dan pada tahun 2021 keinginannya semakin kuat,” kata Wira di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Wira menjelaskan, akun yang dihubungi Arya merupakan milik Samaritans, lembaga amal di Inggris dan Irlandia yang menyediakan layanan dukungan emosional secara rahasia kepada orang-orang yang mengalami tekanan psikologis, keputusasaan dan pemikiran untuk bunuh diri.
“Dari keseluruhan data digital yang diperoleh dari barang bukti elektronik, tidak ditemukan informasi maupun dokumen yang mengandung muatan ancaman fisik, psikis, atau kekerasan dari pihak lain,” kata Wira.
Editor: Reza Fajri