Kemenag Imbau Jemaah Haji Tak Paksakan Ibadah Arbain di Nabawi: Kecuali Kondisinya Baik

JAKARTA, iNews.id - Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Agama, Arsad Hidayat, mengimbau jemaah haji tidak memaksakan ibadah Arbain atau salat berjemaah 40 waktu di Masjid Nabawi Madinah bila tidak memungkinkan. Jemaah diminta mengukur kesehatan masing-masing sebelum ibadah itu.

"Kalau kondisinya tidak memungkinkan, menurut saya cukup salat di hotel masing-masing, kecuali kalau kondisinya membaik silahkan ke masjid," kata Arsad di Madinah, Selasa (26/7/2022).

Baca Juga

10 Pangkalan Militer Rahasia di Dunia, dari Bawah Tanah hingga Tersembunyi di Wilayah Antah Berantah

Saat Arsad meninjau Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah sebelumnya, dia melihat beberapa jamaah haji kondisinya menurun setelah puncak haji di Arafah, Muzdhalifah dan Mina (Armuzna).

"Kita sampaikan ke mereka, bapak ibu ketika sembuh langsung kembali ke hotel, jangan lakukan aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan ibadah," katanya.

Baca Juga

Kloter 1 Jemaah Haji Kalsel Tiba di Tanah Air, Satu Orang Wafat

Beruntungnya, hotel untuk jemaah haji Indonesia di Madinah sangat dekat dengan Masjid Nabawi. Dengan demikian jemaah bisa berjalan kaki untuk melaksanakan salat berjemaah di Nabawi.

Jemaah juga bisa memanfaatkan waktu untuk berziarah, karena merupakan bagian dari fasilitas yang diterima. Misalnya ziarah ke Uhud, Masjid Qiblatain dan tempat bersejarah dalam perjalanan Islam lainnya.

Jemaah haji Indonesia gelombang kedua kini sudah berada di Madinah sejak 21 Juli 2022. Mereka diberangkatkan dari Makkah setelah melaksanakan rangkaian ibadah haji.

Pemberangkatan gelombang kedua dari Makkah ke Madinah berlangsung hingga 4 Juli 2022. Jemaah akan berada di Madinah selama 8-9 hari untuk melaksanakan ibadah Arbain dan berziarah sebelum kembali ke Tanah Air.

Sementara jemaah haji gelombang pertama juga sebagian sudah pulang ke Indonesia sejak 15 Juli. Pemulangan gelombang pertama berlangsung hingga 29 Juli melalui Bandara Internasional Jeddah.

Editor: Reza Fajri