Kemendikbudristek Sosialisasikan Kurikulum Prototipe untuk Cegah Learning Loss
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mulai sosialisasikan kurikulum prototipe. Opsi pembelajaran tersebut dinilai mampu mengatasi terjadinya kemampuan belajar (learning loss) karena masa pandemi.
Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Zulfikri Anas menerangkan, kurikulim Prototipe akan menjadi salah satu opsi atau pilihan untuk membantu pemulihan pembelajaran.
Dia menjelaskan, kurikulim Prototipe memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran, seperti pengembangan soft skills dan karakter.
“Antara lain pengembangan soft skills dan karakter, fokus pada materi esensial, dan fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid atau teach at the right level,” ungkap dia dalam Sosialisasi Buku dan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran di LPMP Provinsi Lampung, Kota Bandar Lampung melalui siaran pers, Jumat (24/12/2021).
Selain itu, kurikulim Prototipe diharapkan dapat membantu anak dalam mengembangkan potensi dan bakatnya. Dia menekankan, sekolah akan diberikan kebebasan untuk memilih secara mandiri dalam penggunaan kurikulum tersebut.
“Kurikulum Prototipe ini bagian dari proses pembelajaran yang artinya melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya yaitu orientasi holistik, berbasis kompetensi bukan konten serta dirancang sesuai kebutuhan sekolah dan peserta didik,” ungkap Zulfikri.
Sementara itu, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengapresiasi serta mendukung opsi Kurikulum Prototipe. Sebab ia menilai kurikulim 2013 padat konten.
"Saat ini, dengan perubahan/disrupsi yang sangat cepat terutama adanya pandemi Covid-19, sangat tidak mungkin bertahan dengan konsep pembelajaran yang padat konten sehingga tidak memberikan ruang menumbuhkan potensi peserta didik," tuturnya.
"Oleh sebab itu kami di Komisi X mendukung kurikulum Prototipe yang mengedepankan penyederhanaan materi pembelajaran. Selain itu, kurikulum Prototipe ini bersifat pilihan dan tidak diwajibkan secara nasional sehingga sekolah diberikan kebebasan sehingga menjadi bagian dari Merdeka Belajar,” tutup dia.
Editor: Puti Aini Yasmin