Kenapa Minyak Goreng Langka dan Mahal? Ini Penyebabnya Kata Pakar UGM
JAKARTA, iNews.id - Banyak yang bertanya kenapa minyak goreng langka dan mahal. Melihat hal ini, Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Hempri Suyatna menjelaskan alasannya.
Menurut Hempri, alasan kenapa minyak goreng langka dan mahal disebabkan oleh beberapa faktor. Hal pertama dilihat dari meningkatnya harga Crude Palm Oil (CPO) sehingga membuat pedagang memilih menjual produknya ke luar negeri.
“Ada banyak faktor. Saya kira faktor pemicunya sudah muncul sejak tahun lalu, November 2021 dikarenakan kenaikan harga CPO di pasar internasional. Naiknya harga CPO inilah yang kemudian memicu banyak pedagang minyak goreng menjual produknya ke luar negeri daripada ke dalam negeri,” kata Hempri dikutip dari laman resmi UGM, Kamis (17/4/2022).
Kemudian, kenapa minyak goreng langka juga disebabkan banyaknya pedagang yang bermain dan mencari keuntungan di balik kelangkaan. Akhirnya, proses distribusinya pun menjadi tidak berjalan dengan lancar.
“Dalam banyak kasus sering kita temukan, terjadi banyak penimbunan minyak goreng sehingga mengakibatkan proses distribusi menjadi tidak lancar,” ucap dia.
Untuk mengatasi kelangkaan dan melonjaknya harga minyak goreng, Hempri mengimbau pemerintah lebih gencar melakukan operasi pasar. Selain itu, pemerintah juga diimbau melakukan berbagai langkah inovatif, misalnya dengan memotong jalur distributor sehingga bisa menekan harga minyak
”Melakukan pengawasan terhadap para pelaku usaha termasuk konsumen. Jangan sampai penimbunan juga terjadi di level kosumen” ujar dia.
Proses pengawasan distribusi itu ini perlu diperkuat kembali termasuk soal ekspor CPO hingga distribusi minyak goreng di dalam negeri. Apalagi, diketahui Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
“Perlu perbarui proses pengawasan distribusi ini apalagi Indonesia dikenal penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia,” tutup dia.
Jadi, sudah jelas ya informasi kenapa minyak goreng langka dan mahal? Semoga membantu!
Editor: Puti Aini Yasmin