Kerumunan saat Libur Panjang Dinilai Tingkatkan Risiko Penularan Covid-19
JAKARTA, iNews.id - Libur panjang Tahun Baru 1442 Hijriah dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur. Namun, masih banyak masyarakat yang tidak memperhatikan protokol kesehatan dengan berkerumun.
Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Atik Choirul Hidajah mengatakan, pergerakan manusia dapat berpengaruh pada penyebaran Covid-19. Pergerakan manusia seperti yang terjadi pada hari libur dapat meningkatkan risiko penularan.
“Ada tren kenaikan ekstrem pada HUT RI kemarin. Tren menunjukkan peningkatan risiko yang sangat besar. Perlu dibandingkan pola mobilitas ini dengan kenyataan,” ujar Atik saat berdialog melalui ruang digital yang digelar BNPB, Selasa (25/8/2020).
Dia mengatakan, setiap individu perlu untuk menerapkan physical distancing dan tidak berkerumunan. Menurutnya, menjaga jarak atau physical distancing bertujuan untuk memberi jarak secara fisik sehingga kerumunan tidak terjadi.
Atik menambahkan ada tren meningkat pergerakan masyarakat di sekitar rumah. Dia berpendapat setiap orang harus disadarkan apa yang harus dilakukan sehingga membantu untuk ikut memutus rantai penularan.
“Ini yang harus kita lakukan. Kita tidak patuh pada upaya tadi maka risiko penularan yang akan terjadi,” katanya.
Sementara itu, Pecalang Bali I Made Sudiarta menyampaikan suasana di wilayahnya selama waktu libur yang lalu belum ada pergerakan yang signifikan baik dari pendatang maupun penduduk lokal.
“Jadi yang sudah saya lihat selama ini tidak terlalu banyak pergerakan dari kerumunan dari masyarakat baik itu dengan pariwisata yang datang dan tidak seperti yang sebelumnya,” ucapnya.
Dia menceritakan pecalang juga berkontribusi dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan memberikan imbauan dan edukasi mengenai protokol kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan anjuran pemerintah. Made mengatakan, para pecalang atau petugas adat Bali selalu menyampaikan kepada warga yang bepergian dari rumah untuk menggunakan masker di mana pun mereka berada, terutama di tempat-tempat umum, seperti lapangan.
“Kita juga sampai pantau sampai malam itu di lapangan, tidak terlalu banyak berkerumun dan kita tetap mengedukasi harus memakai masker,” katanya.
Dia menyebut belum adanya sanksi tegas bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan, namun dalam melakukan penertiban para pecalang berkoordinasi dengan berbagai pihak.
“Kita juga berkolaborasi dengan TNI, Polri, Pol PP, dishub, dan juga kalo di dinas kan ada juga Linmas kita tetap kolaborasi semua, jadi saling memberitahu dan edukasi sama-sama,” ujar Made.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq