Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Tolak Atlet Israel, PBNU: Solidaritas terhadap Perjuangan Rakyat Palestina
Advertisement . Scroll to see content

Ketum PP ISNU Ali Masykur Musa: NU Harus Miliki Kemapanan Ekonomi

Senin, 27 Januari 2020 - 20:36:00 WIB
Ketum PP ISNU Ali Masykur Musa: NU Harus Miliki Kemapanan Ekonomi
Diskusi Panel Ahli yang dihelat PP ISNU tentang kemandirian ekonomi pesantren di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (27/1/2020). (Foto: ISNU).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Nahdlatul Ulama (NU) harus menguasai perekonomian. Ini sesuai pesan KH Wahab Hasbullah yang dari awal sudah memberi titik tekan pada Nahdlatut Tujjar yang berarti warga NU harus memiliki kemapanan ekonomi, tidak bergantung kepada orang lain.

Demikian salah satu poin penting yang disampaikan oleh Ketua Umum (ketum) Pimpinan Pusat ISNU Ali Masykur Musa dalam acara Diskusi Panel Ahli (DPA) bertajuk "Penguatan Ekonomi Pesantren Pasca Undang-Undang Nomor 18/2019 tentang Pesantren" yang dihelat Pimpinan Pusat ISNU di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (27/1/2020).

Ali Masykur Musa mengatakan, hanya dengan ekononi yang kuat dan kemandirian pesantren menjadikan NU tidak bisa dibeli. 

"Kita akan potong jaringan ritel. Ini perlu kita pikirkan bersama. Inilah yang dikehendaki Kiai Wahab Hasbullah, Kiai Bisri Sansuri, Kiai Hasyim yang disebut Nahdlatut Tujjar, kembali ke basis ekonomi," ujarnya.

Menurut Ali Masykur Musa, pesantren di Indonesia punya potensi luar biasa untuk bisa mandiri. Ini karena jumlah santri mencapai 5 jutaan. Belum lagi kedua orang tuanya, kakak dan adiknya.

Dengan jumlah santri jutaan, kata dia, potensi kemandirian NU bisa melalui pesantren. "Ini kalau kita gerakkan tentu dahsyat sekali," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Abdurrahman Mas’ud mengatakan, tema diskusi kali ini memiliki korelasi positif dengan sejumlah hasil penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kemenag tentang ekonomi berbasis pesantren.

Dia menjelaskan, pada 2017 Kemenag menerbitkan monografi bertajuk "Top 10 Eko Santri: Pionir Kemandirian Pesantren". Sebanyak 10 monografi yang disusun oleh tim peneliti merupakan upaya untuk memotret kemandirian dalam pesantren.

"Sebanyak 10 objek yang ditulis memiliki masing-masing karakter yang tidak terlepas dari latar belakang lingkungannya,” kata Mas'ud.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang mengatakan, tugas pesantren selain pendidikan, juga dakwah dan pemberdayaan masyarakat. Dalam sejarahnya, pesantren menjadi penggerak ekonomi. Para kiai juga pelaku ekonomi.

Sebagai informasi, PP ISNU melalui Diskusi Panel Ahli (DPA) akan menggar diskusi rutin setiap bulan dengan tema-tema penting dan strategis yang menjadi perhatian masyarakat luas.

Editor: Zen Teguh

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut