Kilas Balik Perjalanan Karier Dirjen PSDKP, Jadi Penyidik Perikanan saat Dinas di Makassar
JAKARTA, iNews.id - Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Laksamana Muda TNI Adin Nurawaluddin ternyata punya cerita panjang terkait kariernya di dunia perikanan. Saat melaksanakan kunjungan ‘nostalgia’ di Komando Armada II Pengkalan Utama TNI AL VI Makassar, dia berkisah memulai menjadi Penyidik Perikanan saat bertugas di Makassar.
Tentu bukan hal yang tiba-tiba, jika kemudian jalan karir tersebut mengantarkan Jenderal Bintang Dua TNI AL ini menakhodai unit kerja yang menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan pengelolaan perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) ini.
“Saya disumpah sebagai Perwira Penyidik Perikanan di Makassar pada 1997 saat berpangkat sebagai Kapten,” ujarnya.
Di depan Wakil Komandan Armada II Pangkalan Utama TNI AL VI Makasar dan jajaran, Adin mengkisahkan pengalamannya saat berkarir sebagai perwira TNI AL mulai dari Letnan Satu sampai dengan Kapten. Berbagai jabatan operasional pun pernah diembannya selama bertugas di Lantamal Makassar tersebut.
“Saya bertugas dari tahun 1996-1999, mulai dari Letnan Satu sampai dengan Kapten," tuturnya.
Bersentuhan dengan dunia perikanan ternyata sudah dilakukan Adin saat bertugas di Makassar. Saat menjabat sebagai Pjs Kepala Dinas Potensi Maritim Adin melakukan pembinaan nelayan di wilayah pesisir seperti di wilayah Salemo, Pangkep, Baru, Takalar dan Selayar.
Salah satu yang dikembangkan adalah Sistem Keamanan Lingkungan Laut (SISKAMLING LAUT). Sebuah sistem patroli yang dilakukan oleh nelayan keramba kepiting dan rumput laut dalam menghalau kapal-kapal trawl yang sering menyebabkan kerusakan jaring keramba kepiting.
Meskipun hanya bermodalkan peralatan seadanya seperti kentongan, ternyata Siskamling Laut yang digagas Adin tersebut cukup efektif untuk menjaga agar wilayah pesisir menjadi kondusif.
“Seperti di darat mereka ronda dengan membawa kentongan dan menginformasikan kepada nelayan lainnya apabila ada nelayan trawl yang akan menangkap ikan di wilayahnya. Kalau saya lihat-lihat lagi, ini mirip dengan yang saat ini dikembangkan di Ditjen PSDKP yaitu pelibatan Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) dalam pelaksanaan pengawasan," ucapnya.
Selain melaksanakan kegiatan pemberdayaan nelayan, Adin juga banyak terlibat dalam penanganan kasus nelayan yang melakukan pengeboman ikan. Selain menangani sejumlah kasus pengeboman ikan, dirinya juga melakukan kegiatan penyadartahuan kepada nelayan agar tidak melaksanakan pengeboman ikan.
Dia melihat bahwa kasus pengeboman ini memang cukup sulit untuk ditangani kalau tidak dilakukan tangkap tangan, mengingat dengan bahan baku bom yang digunakan berasal dari bahan yang biasa digunakan di sektor pertanian yaitu pupuk. Selain itu, modus operandinya pun juga beragam.
“Ini baik jenis maupun modus operandinya terus berkembang, saat saya masih bertugas dulu, untuk dapat melaksanakan tindak lanjut, ya perlu tertangkap tangan," kata Adin.
(CM)
Editor: Rizqa Leony Putri