Kisah Anak Pedagang Sayur yang Bisa Kuliah Gratis Berkat Alquran
JAKARTA, iNews.id - Keajaiban bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Hal itu juga yang dirasakan oleh anak pedagang sayur bernama Bunayyah Latifah.
Naya, panggilan akrabnya diketahui berhasil menempuh pendidikan kuliah secara gratis berkat Alquran di Universitas Muhammadiyah Surabaya, program studi Farmasi. Ia masuk melalui jalur beasiswa tahfidz karena seorang penghafal 30 juz Alquran.
Ia lahir dari keluarga yang sederhana. Ayahnya, Marzuki bekerja sebagai tukang bangunan dan ibunya Nur Afifah adalah pedagang sayur.
Sejak kecil, ia mengaku tidak ada keinginan menjadi seorang hafidzha. Bahkan, saat kecil ia tidak bisa membaca makhorijul huruf dalam Alquran.
"Dari kecil hingga SMP saya sekolah negeri, jadi untuk pengetahuan agama saya sangat kurang. Kalau orang Jawa bilang ngaji saya waktu itu plegak-plegok," kata dia dikutip dari laman resmi UM Surabaya, Senin (19/9/2022).
Namun, saat lulus SMP ia menempuh pendidikan di pondok pesantren. Hal tersebut merupakan dorongan dari keluarganya, walaupun sempat ada perasaan tak ingin dari Naya.
Akhirnya, sang ibu mengingatkan pentingnya mengaji bagi Naya. Ucapan itu lah yang akhirnya membuat hatinya tergerak untuk berangkat ke pondok pesantren.
"Kalau kamu tidak bisa mengaji, nanti kalau Bapak Ibu meninggal siapa yang akan mendoakan? tutur dia menirukan kata-kata sang ibu.
Tak semudah membalikkan telapak tangan, Naya harus melewati berbagai tantangan dalam menghafal Alquran. Baginya, satu tahun pertama menjadi masa paling sulit dalam pembelajaran bahasa Arab.
"Tahun pertama akademik saya hancur. Hafalan juga pas-pasan. Waktu itu rasanya ingin nyerah dan pulang saja ke ruah. Namun, kalau ingat kerja keras orang tua agar saya bisa berseklah rasanya tak pantas mengeluh," ucapnya.
Akhirnya, Naya memantapkan hati dan mengejar semua ketertinggalan. Apalagi, seorang guru juga menyemangatinya dengan mengatakan seorang hafiz penghafal Alquran 30 juz bisa menyelamatkan anggota keluarga atau orang yang disayang dari siksa api neraka di akhirat.
Naya pun berhasil lulus dan mengantongi hafalan 4 juz. Namun, ia belum berkesempatan melanjutkan kuliah sehingga memutuskan untuk mondok di tempat yang berbeda selama 2 tahun sehingga hafalan juznya bertambah hingga 30 saat ini.
Naya pun membeberkan rahasianya dalam menghafal Alquran. Menurutnya, ada tiga poin yang harus diterapkan, yakni prepare, perform, dan perfect. Artinya, jka inngin mendapatkan sesuatu yang sempurna harus dipersiapakan sebaik-baiknya dengan matang dan penuh keyakinan.
Ia pun berharap bisa menjadi mahasiswa yang selalu istiqomah dalam menjaga hafalan Alqurannya. Tak lupa, Naya berterima kasih atas beasiswa yang diberikan kepadanya.
“Beasiswa ini sangat berguna bagi saya dan membuat orang tua saya bangga. Selain memberikan fasilitas untuk penghafal Al-Quran, namun juga mendidik penerimanya agar memiliki karakter pemimpin yang berlandaskan Al Quran,” ujar dia.
Editor: Puti Aini Yasmin