Kisah Diplomasi Kretek Agus Salim saat Hadiri Penobatan Ratu Elizabeth II
JAKARTA, iNews.id - Pahlawan Agus Salim dikenal sebagai diplomat andal. Putra asli Sumatera Barat pernah didapuk menjadi Menteri Luar Negeri oleh Presiden Soekarno.
Dia pun melakukan perjalanan ke negara-negara di Timur Tengah untuk menjalin kerja sama demi mendapatkan pengakuan kemerdekaan Republik Indonesia. Demikian dikutip dalam buku berjudul 'Haji Agus Salim: Karya dan Pengabdiannya' terbitan 1985.
Aktivitas diplomasi Agus Salim terus berlanjut meski dirinya tak menjabat sebagai menlu. Ada kisah menarik saat Agus Salim menghadiri upacara penobatan Ratu Elizabeth II pada 2 Juni 1953 di Westminster Abbey, London.
Di acara besar yang dihadiri banyak bangsawan serta para pemimpin dunia, terutama Eropa, Agus Salim datang sebagai perwakilan pemerintah Indonesia.
Dalam acara itu, Agus Salim mengisap rokok kretek yang baunya sangat menyengat dan dianggap tidak sedap oleh masyarakat Inggris. Pangeran Philip, bergelar Duke of Edinburgh, lantas bertanya kepada orang-orang di sekitarnya mengenai asal bau tersebut. Agus Salim yang mendengar pertanyaan Pangeran Philip langsung menjawab.
Dia mengatakan bau tidak sedap itu berasal dari rokok kretek yang dia isap, sembari menjelaskan rokoknya terbuat dari tembakau dan cengkeh. Jenis rempah-rempat itulah yang kemudian disebut Agus Salim sebagai daya tarik bangsa Eropa untuk mendatangi Indonesia.
“Anda boleh saja tidak menyukainya, tapi bau inilah yang telah menarik minat orang-orang Eropa yang datang ke negeri kami,” kata Agus Salim.
Diplomasi kretek yang dilakukan Agus Salim kepada Pangeran Philip nyatanya cukup membekas di ingatan Sang Pangeran. Banyak sumber mengatakan, Pangeran Philip secara khusus menghampiri Agus Salim di pengujung acara penobatan. Dia memperkenalkan Agus Salim kepada Ratu Elizabeth II.
Kisah diplomasi kretek antara Agus Salim dan Pangeran Philip masih menjadi cerita menarik hingga saat ini.
Agus Salim wafat di Jakarta, 4 November 1954 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Almarhum dianugerahi gelar Pahlawan Nasional melalui Surat Keputusan Nomor 657 Tahun 1961 tepatnya pada 27 Desember 1961.
Editor: Faieq Hidayat