Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Filipina Siap Bikin Kejutan di SEA Games 2025, Timnas Indonesia U-22 Siaga Satu!
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Dosen Psikolog Unair Tangani Mental Timnas di SEA Games 2023, Apa Katanya?

Sabtu, 20 Mei 2023 - 11:44:00 WIB
Kisah Dosen Psikolog Unair Tangani Mental Timnas di SEA Games 2023, Apa Katanya?
Psikolog Unair Afif Kurniawan Tangani Mental Timnas (Dok. Unair)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Dosen psikolog dari Universitas Airlangga (Unair) Afif Kurniawan dipercaya untuk menangani mental Tim Nasional (Timnas) sepak bola Indonesia di ajang SEA Games 2023. Apa katanya?

Afif dipercaya menjadi tim psikolog oleh Kemenpora dan PSSI bersama dua rekan psikolog lainnya, yakni Steven Halim dan Laksmiari Saraswati. Tak cuma itu, mereka harus memastikan kondisi psikologi atlet dari pra-latihan, latihan, pra-pertandingan, pertandingan hingga pasca-pertandingan.

Menurut Afif, persiapan mental Timnas telah dilakukan sejak dua bulan sebelum perhelatan SEA  Games. Ia bahkan menjelaskan ada tiga fase, yakni fase pemetaan profil, babak penyisihan grup dan babak final serta semifinal.

Dalam fase pemetaan profil, tim psikolog harus cepat dan tepat melakukan pemetaan profil lebih dari 50 pemain. Termasuk mengetahui latar belakang, profil keluarga untuk menyusun dinamika kepribadian.

Kemudian, di fase babak penyisihan grup, kata Afif, di fase ini adda banyak komentar-komentar yang mencoba melemahkan Timnas Indonesia. Seperti, tim Indonesia bisa menang karena berada di grup yang mudah.

“Secara tidak langsung, hal ini sebenarnya justru melemahkan sisi mental pemain terutama dari mindset. Ketika pemain menggunakan mindset ini. Maka mereka akan menganggap lawan sebagai tim yang mudah, dan cenderung meremehkan. Hal yang kurang sesuai dengan mindset yang terbangun di Timnas, lantaran semua tim yang berkompetisi sama-sama bagus,” kata Afif dikutip iNews.id, Sabtu (20/5/2023).

Oleh karena itu, tim psikolog pun mengajak para pemain untuk mengelola mindset untuk memenangkan permainan bukan mengalahkan siapa yang dilawan. Selain itu, mereka juga membatasi pemain dengan media sosial.

Terakhir, di fase final dan semifinal, Afif menekankan ketenangan dan pengelolaan emosi yang baik. Sebab, semua pemain menantikan membawa emas.

Namun, dalam kajian psikologi, pengelolaan semangat dan motivasi yang tidak baik akan berbanding terbalik dengan performa. Sehingga ia mengajak pemain agar tetap tenang dan waspada.

“Terlalu bersemangat bisa meningkatkan kecemasan berlebihan dan justru membuat under performance. Maka kami melakukan pendekatan individu maupun kelompok, bersamaan dengan periodisasi latihan. Agar pemain dapat menampilkan ketenangan dan kewaspadaan serta sikap mental yang ideal saat menghadapi pertandingan,” tutur dia.

Akhirnya, para pemain pun bisa memanfaatkan peluang i injury time. Kondisi ini tidak mudah dan membutuhkan ketenangan yag luar biasa dalam menghadapi tekanan.

Di sana, tim psikolog melakukan bincang-bincang santai dengan para pemain. Di sana, para pemain dengan tenang mengaku hika Indonesia bisa menaklukkan Vietnam dengan baik, lantas mengapa hal yang sama tidak bisa saat melawan Thailand.

"Saat itulah kami menyadari bahwa tim ini sudah memiliki mentalitas yang ideal untuk menghadapi final, dan itu terbukti dengan ketenangan mereka saat menghadapi situasi sulit,” ujar Afif.

Bagi Afif, proses seluruh pemain dalam dua pertandingan merupakan gambaran bagaimana para pemain mampu menampilkan gambaran bahwa mereka mampu menampilkan versi terbaiknya. Hal ini berkaitan dengan stabilitas emosi dan ketangguhan yang baik.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut