Kisah Dwi Nurcahyati Jadi Lulusan Terbaik UM Surabaya dengan IPK Sempurna
JAKARTA, iNews.id - Bisa meraih IPK tinggi merupakan harapan semua mahasiswa. Namun, siapa sangka nilai yang didapatkan bukan lagi tertinggi namun sempurna? Ini seperti yang dialami oleh wisudawan Universitas Muhammadiyah Surabaya bernama Dwi Nurcahyati.
Dwi merupakan mahasiswa jurusan PG PAUD yang baru diwisuda pada Sabtu (29/10) kemarin dengan perolehan IPK 4.00. Dwi berhasil menyelesaikan pendidikannya dalam waktu 3,5 tahun saja.
“Ketika mengetahui IPK saya 4 dan menjadi yang terbaik jujur saya kaget. Ini tidak pernah saya bayangkan sebelumnya,” kata perempuan asal Bali ini dikutip iNews.id, Senin (31/10/2022).
Walaupun dinobatkan sebagai lulusan terbaik dengan IPK sempurna, ternyata perjalanan Dwi tidak mulus begitu saja. Menurutnya, setelah lulus SMA ia sempat tidak melanjutkan studi karena persoalan biaya.
Di momen itu, ia pun bekerja di TK Aisyiyah Denpasar selama 2 tahun. Beruntungnya, ia mendapatkan beasiswa unggulan Kemendikbud yang mendapatkan fasilitas pendidikan secara gratis mulai dari biaya pendidikan, biaya hidup dan biaya buku.
“Setelah lulus ini sudah saatnya kembali dan mengabdi. Saatnya mengaplikasikan ilmu yang saya peroleh di UM Surabaya,” tutur Dwi.
Selama menempuh pendidikan di UM Surabaya, tidak hanya mendapat IPK tertinggi, ia juga kerap menang dalam berbagai kompetisi tingkat regional hingga nasional. Dwi pernah menyabet juara 3 membuat permainan edukatif (SAPERE AUD), 2 kali Juara tari kreasi tradisional yang diselenggarakan UAD Yogyakarta dan Umsida secara berkelompok, juara 3 APE yang diselenggarakan Universitas PGRI Madiun.
Gadis kelahiran 1997 ini juga membagikan sejumlah tips belajar yang biasanya ia lakukan sehingga meraih IPK sempurna 4.00. Menurutnya, ia aktif dan dekat dengan dosen, serta selalu berpikir yang tidak pernah terpikirkan orang lain.
“Karena jurusan saya PAUD, kebetulan saya sangat suka membuat inovasi pembelajaran untuk anak-anak mungkin itu salah satunya,” ucap dia.
Tak cuma itu, Dwi mengaku selalu disiplin belajar, khususnya mempelajari sesuatu hal yang baru. Ia tidak pernah menunda-nunda tugas yang diberikan, sering bertanya ketika dosen membuka saat sesi tanya jawab, serta aktif menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan oleh dosen.
“Bertanyalah segala sesuatu apa yang tidak diketahui, artinya bukan bertanya untuk mencari perhatian,” ujarnya.
Ia pun berpesan kepada kepada para mahasiswa lain agar tidak hanya mengejar nilai, namun yang harus dikejar adalah ilmu. Sebab, ilmu yang diperoleh di perkuliahan kekal.
“Janganlah mengejar angka, namun kejarlah ilmu, karena ilmu pasti kekal,” tutupnya
Editor: Puti Aini Yasmin