Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo: Pendidikan Dokter hingga Perawat akan Dibiayai Negara, Beasiswa Penuh!
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Inspiratif Anak Penjual Sayur Lulus S3 dengan IPK Sempurna, Ini Rahasia Belajarnya

Selasa, 27 Juni 2023 - 10:35:00 WIB
Kisah Inspiratif Anak Penjual Sayur Lulus S3 dengan IPK Sempurna, Ini Rahasia Belajarnya
Anak Pedagang Sayur Lulus S3 di Luar Negeri dengan IPK sempurna (Dok. Pribadi)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menjadi seorang sarjana pertama keluarga merupakan kebanggan yang tidak akan pernah tergantikan. Bahkan, jika semua dilalui rengan penuh perjuangan.

Hal inilah yang dirasakan Dosen Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Jepri Ali Saipul. Bagaimana tidak, ia tumbuh dari keluarga sederhana, ibunya berprofesi sebagai penjual sayur keliling dan ayahnya pembantu di sebuah toko.

Namun, pada tahun 2020, Jepri berhasil mendapatkan beasiswa S3 doktor College of Social Sciences, National Sun Yat-Sen University Taiwan penuh dari Kementrian Pendidikan Taiwan untuk berkuliah selama 4 tahun. Namun hebatnya, Jepri berhasil lulus lebih cepat, yakni 3 tahun dengan IPK sempurna. 

Rahasia Belajar Jepri hingga Kuliah S3

Jepri kecil selalu memiliki rasa keingintahuan yang tinggi sehingga selalu suka belajar. Bahkan, oleh karena itu saat duduk di bangku SMP ia selalu meraih rangking 1 di kelas.

“Pola belajarnya waktu itu setelah selesai membaca, saya coba buat pertanyaan yang ditulis dan saya jawab secara langsung, dan itu saya bawa saat aktivitas sehingga tidak mudah lupa. Itu saya terapkan hingga SMA sehingga saya konsisten menjadi juara kelas,” kata Jepri dikutip Selasa (26/6/2023).

Kemudian, saat duduk di bangku SMK, ia tidak pernah membayar SPP karena beasiswa BOS dan prestasi dari sekolah. Pada saat SMK itulah cita-citanya terbentuk dan ia ingin menjadi pendidik bahasa inggris.  

Sarjana Pertama di Keluarga

Pria kelahiran Dusun Nglongko Desa Kebontemu Peterongan, Jombang ini mengaku bahwa ia merupakan sarjana pertama di keluarganya. Bapak dan Ibunya hanyalah lulus SD dan kedua kakaknya hanya sekolah hingga SMA.

Jepri mengaku saat ia akan masuk Perguruan Tinggi jalannya tidak langsung mudah. Sebagai orang yang tidak mampu dan ingin berkuliah ia hanya bermodalkan nekat. 

Di Surabaya Jepri dititipkan kepada Pakdhe atau yang menjadi saudara ibunya. Keinginan Jepri untuk mengenyam sekolah hingga Perguruan Tinggi membuat orang tuanya harus berusaha lebih keras.

“Waktu itu saya dua kali gagal ditolak kampus negeri, tidak pantang menyerah, akhirnya saya mendaftar Pendidikan Bahasa Inggris di UM Surabaya dan diterima. Pagi saya kuliah sampai siang, lanjut organisasi. Sore hingga malam saya ngajar les di LBB,” ujarnya.

Dari penghasilan les tersebut ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan di Surabaya. Sementara gaji bapaknya digunakan untuk membayar kuliah. Tak hanya menjadi mahasiswa biasa saja, saat kuliah tahun 2014 Jepri pernah terpilih menjadi salah satu dari 100 pemuda ASEAN yang mengikuti lokakarya Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) di Kuala Lumpur Malaysia yang diselenggarakan Departemen Luar Negeri di bawah inisiatif Presiden Barack Obama.

Tak hanya itu, pada tahun 2013 ia juga terpilih menjadi salah satu dari 100 ASEAN Youth Eco Leaders yang diselenggarakan oleh National University of Malaysia yang dilaksanakan selama lima minggu.

Kuliah S2 dengan Beasiswa LPDP

Saat lulus dari UM Surabaya, Jepri langsung bekerja di UM Surabaya di bagian Kantor Urusan Internasional, hal tersebut lantaran kemahirannya dalam berbahasa inggris sehingga ia langsung diminta bekerja di kampus. Keinginan untuk belajarnya tak pernah berhenti.

Pada tahun 2016 Jepri mendapatkan beasiswa dari LPDP di Universitas Negeri Yogyakarta. Jepri mengambil jurusan Linguistik Terapan dan  lulus tepat waktu dengan IPK 3,95.

Setelah lulus studi S2, pada tahun 2018 Jepri kembali ke kampus dan menjadi Dosen di UM Surabaya. Kemudian pada tahun 2020 Jepri kembali melanjutkan studi doktor.

Rupanya sebelum ia memilih National Sun Yat-Sen University Taiwan, Jepri juga telah diterima di beberapa  kampus luar negeri di antaranya: (1)University of Sydney Australia, (2) University of New South Wales, Australia, (3) University of Leeds, United Kingdom, (4) National Dong Hwa University, Taiwan (5) National Sun Yat-sen University, Taiwan.

“Saya memilih National Sun Yat-sen University Taiwan karena beasiswa yang diberikan secara penuh,” ucapnya.

Sebagai mahasiswa S3 yang lulus lebih cepat, Jepri berhasil publikasi 5 artikel jurnal terindeks Scopus Q1 dan SSCI, workshop, summer course, konferensi internasional di berbagai negara seperti di Faculty of Education, University of Cambridge, UK.

“Be yourself, be progressive. Menjadi diri sendiri, yakni pribadi yang berprinsip dan mau terus belajar dan berkembang,” kata dia.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut