Kisah Inspiratif Jamaluddin Jadi Lulusan Tercepat, Padahal Nyambi Jadi Koki Restoran
JAKARTA, iNews.id - Bekerja sambil kuliah tentu bukanlah hal yang mudah dilakukan. Namun, wisudawan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya bernama Jamaluddin berhasil membuktikannya.
Bagaimana tidak, Jamal sapaan akrabnya, berhasil menjadi lulusan tercepat padahal ia sambil bekerja sebagai seorang koki restoran di Surabaya.
Pria asal Desa Olatrawa Kecamatan Moyohilir Nusa Tenggara Barat (NTB) ini berhasil lulus dengan waktu 3,5 tahun dari jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Hal itu dilakukan dengan menyeimbangkan waktu belajar dan bekerja.
Bukan tanpa alasan Jamal memilih bekerja sambil kuliah. Pasalnya, ia harus menggantikan peran sang ayah sebagai kepala rumah tangga saat ayahnya meninggal pada tahun 2018 karena sakit TBC. Setelah Ayahnya meninggal ibunya memutuskan untuk menjadi seorang TKW untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Karena cita-citanya menjadi seorang sarjana tinggi, Jamal memutuskan merantau ke Surabaya bekerja sembari kuliah.
Kaya Jamal, lulusan serjana di desanya masih tergolong rendah. Menurutnya hanya 5 persen anak-anak muda yang bersekolah hingga sarjana. Kebanyakan dari mereka langsung bekerja di ladang setelah lulus SMP atau SMA.
Di luar waktu kuliah, Jamal bekerja dari pukul 12 malam hingga 8 pagi. Setelahnya bekerja, Jamal langsung melanjutkan kuliah hingga pukul 4 sore. Di sisa waktu tersebut ia gunakan untuk istirahat kadang juga mengerjakan tugas.
“Yang terberat kadang saya sering mengantuk saat jam pelajaran kuliah, bahkan di awal-awal kuliah saya sempat dapat nilai C, dan itu jadi peringatan keras untuk diri saya, setelah kejadian tersebut saya berusaha memperbaiki diri dengan cara lebih disiplin,” ucap Jamal dikutip Selasa (6/6/23).
Saat ditanya tips agar bisa lulus cepat di tengah kesibukan bekerja, Jamal menjawab bahwa kuncinya adalah disiplin dalam setiap hal. Bahkan di awal-awal kuliah Jamal sempat membuat jadwal agar selalu konsisten dan komitmen terhadap jadwal yang telah dibuat.
“Saya benar-benar mengurangi nongkrong, jika ada waktu lebih pasti saya gunakan untuk istirahat karena kesehatan harus dijaga, apalagi jauh dari keluarga,”tutur dia.
Kemudian, untuk menjaga nilai, khususnya pada mata kuliah yang jumlah SKS banyak dan tidak ada yang mengerti maka ia akan bertanya kepada dosen atau teman agar lebih paham.
“Tujuan segera memperbaiki nilai adalah supaya ke depan nilai-nilai yang jelek tidak menumpuk dan tentunya akan lebih menyulitkan untuk memperbaiki jika terlanjur menumpuk,”kata dia.
Jamal juga mengatakan, mahasiswa yang kuliah sambil bekerja sebaiknya memikirkan skripsi jauh-jauh hari. Sebab, meremehkan skripsi akan sangat berisiko, karena skripsi melibatkan banyak pihak, terutama dosen pembimbing yang kesibukannya tidak bisa diprediksikan.
“Pengalaman saya agar lebih mudah saya mencari judul skripsi yang paling dekat dengan kehidupan saya dan benar-benar saya pahami. Percuma jika judulnya bagus dan wah tapi tidak mendalami dan menguasai tujuan yang akan diteliti, karena itu akan menyulitkan diri sendiri kedepannya,” ujar dia.
Oleh karena itu, Jamal mengaku beberapa kali mengerjakan skripsi di tempat kerja, saat restoran sepi pengunjung. Tips terakhir adalah selalu komitmen dengan tujuan awal.
“Artinya apa yang menjadi komitmen di awal harus ditepati, meski malas sedang menyerang kita harus kembali pada tujuan awal menyelesaikan perjuangan,” tutup dia.
Editor: Puti Aini Yasmin