Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Aktivis Greta Thunberg Ditangkap di Inggris saat Demo Pro-Palestina, Dijerat UU Terorisme
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Inspiratif Mantan Cleaning Service yang Kini Kuliah S3 di Inggris, Dulu Nyaris Putus Sekolah 

Senin, 20 Februari 2023 - 08:00:00 WIB
Kisah Inspiratif Mantan Cleaning Service yang Kini Kuliah S3 di Inggris, Dulu Nyaris Putus Sekolah 
Yuli Sutoto Nugroho Kuliah S3 di Inggris (Dok. pribadi)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Usaha keras tidak akan pernah mengkhianati hasil. Mungkin hal itu yang dipegang teguh oleh mantan cleaning service bernama Yuli Sutoto Nugroho hingga akhirnya bisa kuliah S3 di Inggris. Bagaimana kisahnya?

Yuli kecil mengaku tidak pernah bermimpi tinggi dalam pendidikannya. Ia lahir dari keluarga sederhana di Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

"Saya kan lahir dan besar di kampung,  jauh dari kota, jadi ketika kecil itu nggak punya cita-cita yang gimana gitu karena orang tua juga nggak lulus SD dan sekolah itu ngikutin teman-teman saja," ucap dia saat berbincang dengan iNews.id baru-baru ini.

Saat duduk di bangku SMA, Yuli pernah nyaris putus sekolah karena kondisi ekonomi. Rasa sedih pun menghinggapi hatinya, namun ia tidak bisa berbuat banyak.

"Baru kelas 1 SMA tapi kondisi ekonomi nggak bagus dan orang tua minta mengundurkan diri dan saya mengundurkan diri. Saat ini merasa seperti hilang harapan buat masa depan. Hingga sekitar seminggu nggak masuk sekolah lagi," katanya.

Pihak sekolah pun memanggil orang tuanya karena banyak alfa. Di sana, ia berharap bisa kembali lagi duduk di bangku sekolah. Akhirnya, orang tua Yuli pun mengizinkannya.

Prestasi Yuli semakin cemerlang. Saat duduk di bangku kelas 11 dan 12 ia ditawari beasiswa karena prestasinya sehingga bisa bersekolah secara gratis hingga lulus.

Usai lulus dari SMA, Yuli tidak langsung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun memilih untuk bekerja ke luar kota. Ia pun pergi ke Tangerang karena mendapatkan tawarkan kerja sebagai cleaning service.

"Di Tangerang itu tawarannya bersih-bersih di tempat cetak foto studio, ya ngepel, nyapu, bersih-bersih. Tapi akhirnya diajarin komputer, motoin pelanggan dan dijadikan operator komputer buat edit-edit foto juga, jadi lama-lama sudah nggak­­ ditugaskan bersih-bersih lagi," kisahnya.

Setelah 4 tahun lamanya bekerja di sana, Yuli mencoba peruntungan lain dengan mengikuti interview di sebuah pabrik. Dari situ, ia dipertemukan dengan salah satu atasan yang mau membiayai kuliahnya.

"Jadi pas interview ditanya motivasi kerja apa, ya itu pengen kuliah. Mungkin dilihat juga rapornya pernah ranking 1. Dari situ, calon bos nenawarkan diri untuk mengkuliahkan, wah kaget, rasanya kaya ketiban durian runtuh," tutur Yuli.

Kisah Inspiratif Yuli Kuliah hingga ke Inggris

Yuli pun memilih menempuh pendidikan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Jurusan Pendidikan Teknik Elektro. Ia kembali menuntut ilmu setelah 5 tahun lamanya gap year melalui seleksi mandiri.

Menurutnya, ia hanya bermodalkan buku seleksi masuk PTN dan sisanya adalah keberuntungan. Sebab, diakui soal yang diujikan tidak sama dengan apa yang dipelajari.

"Belajarnya wajar-wajar saja dari buku. Malah yang saya pelajari rasanya 99 persen nggak keluar. Saya kerjakan dulu matematika yang saya kuasai, bahasa Indonesia lalu bahasa Inggris itu juga asal-asalan, lebih keberuntungan jadinya," ucap dia.

Yuli akhirnya berhasil menyelesaikan kuliah selama 4 tahun dengan predikat cum laude. Di waktu senggangnya, ia juga menjadi guru bimbingan belajar (bimbel) untuk menambah pemasukan.

Tak puas sampai dengan di situ, Yuli memutuskan untuk melanjutkan S2. Usai lulus S1 ia mendapatkan informasi terkait LPDP dan dinyatakan lulus beasiswa di akhir 2015.

"Waktu itu saya dari mushola lalu dapat email kalau saya lulus beasiswa, saya lalu balik lagi ke mushola untuk sujud syukur. Alhamdulillah lulus beasiswa akhir 2015 dan bisa kuliah 2016, itu pilih UNJ juga, Pendidikan Teknologi dan Kejuruan," ungkapnya.

Di program beasiswa LPDP, ia aktif menjadi ketua pra-persiapan keberangkatan (PK). Dari situ, ia mendapat motivasi baru untuk berkuliah di luar negeri.

"Waktu saya S2 daftar jadi Ketua Pra-PK, nah dari situ lihat profil anggota-anggotanya itu dari satu batch kuliahnya pada jauh-jauh, Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan lain-lain jadi termotivasi pengen kuliah di luar negeri," kata Yuli.

Selagi menjalani perkuliahan S2, Yuli pun belajar untuk memperbaiki kemampuan bahasa Inggrisnya. Di tahun 2018 ia pun lulus dengan IPK 3,94.

Jadi Dosen PNS di UNESA

Usai lulus S2, Yuli melihat sebuah kesempatan untuk menjadi dosen PNS. Ia pun mendaftar dengan ijazah yang baru sekitar sseminggu didapatkannya. Ia mendaftar formasi di Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

"Jadi satu minggu habis wisuda, ada lowongan CPNS dan akhirnya daftar lama sampai selesai. Mulai ngajar 2019 di jurusan Teknik Elektro," ucap dia.

Ternyata, Yuli tidak mengubur cita-cita lamanya. Ia ternyata masih berkeinginan untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri. Ia pun mencari universitas untuk S3 yang cocok dengan bidangnya.

Kuliah di Inggris

Beruntung, ia diterima di dua kampus ternama, yakni di George Washington University, Amerika Serikat dan Queen Mary University of London di Inggris. Dari situ, ia juga mendapatkan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dari Kemdikbud.

Saat ini, Yuli tengah menempuh kuliah S3 di London, Inggris. Ia pun mengaku merasa senang karena bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman dari sana.

"Di sini budaya antre di mana-mana, teratur dan on time, misalnya kuliah jam 9, maka dosen sudah standby dari jauh-jauh sebelum jam 9 untuk menyapa anak-anak dulu, begitu jam 9 sudah belajar," kisah dia.

Untuk itu, ia berpesan kepada para generasi muda yang ingin menempuh perkuliahan di luar negeri agar benar-benar mempersiapkan diri secara matang. Sebab, tidak ada usaha yang mengkhianati hasil.

"Mungkin orang lain lihat enak ya kuliah di luar negeri, tapi di sini itu tanggung jawab kita, orang yang kemarin-kemerin memuji tetaplah sebagai penonton, kita eksekutornya. Jadi petain tujuan utama kuliah di luar negeri itu bukan untuk euforia semata tapi ada tanggung jawab di sana," tutup dia.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut