Kisah Inspiratif Naufal Ikut UTBK meski Komplikasi Jantung
JAKARTA, iNews.id - Semangat perjuangan terus membakar peserta UTBK bernama Mohammad Naufal Hasqi. Meskipun tengah mengalami komplikasi jantung, ia tetap berjuang agar lulus masuk PTN melalui UTBK SNBT.
Naufal, sapaan akrabnya mengikuti UTBK di Kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Minggu (14/5) kemarin. Ia turut ditemani sang ibu yang tampak penuh harapan di depan ruangan.
"Semoga anak saya, tesnya lancar dan bisa diterima kuliah," ujar dia dikutip dari laman Unesa, Kamis (18/5/2023).
Yeni mengatakan bahwa ia harus menemani dan mendukung anaknya sepenuh hati agar bisa diterima di kampus impiah. Tekad sang anak sangat kuat sehingga dengan apa pun kondisinya tidak menjadi halangan.
Perempuan asal Sumobitu menjelaskan, kondisi Naufal yang kurang baik. Pasalnya, organ dalamnya mengalami komplikasi serius sejak mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya dua tahun lalu.
Kecelakaan terjadi saat Naufal berangkat ke sekolah. Akibatnya, ia tidak sadarkan diri dan seluruh badannya dipenuhi luka memar. Organ dalamnya pun trauma abdomen atau cedera parah.
Naufal pun dioperasi di Surabaya. Ia berharap kecelakaan yang dialami Naufal tidak merenggut nyawa sang anak seperti yang suaminya alami beberapa tahun sebelumnya.
"Kan kami diberi tahu Naufal harus dioperasi, seingat saya itu operasi hati dan empedu," tutur dia.
Pascaoperasi, ternyata kondisi Naufal tak langsung membaik. Kompolikasi itu justru menjalar ke organ jantung sehingga Naufal harus rutin melakukan pemeriksaan.
"Luka dalamnya masih parah sebenarnya, makanya dia tidak bisa banyak gerak. Dia pun sering pusing. Sebelum tes dia harus konsumsi obat dulu dan tidak bisa jauh dari air mineral. Kalau nggak gitu, nyeri parah bisa muncul dan dia nggak bisa konsentrasi," ucap Yeni.
Naufal mengaku sudah belajar jauh-jauh hari untuk mengikuti UTBK. Ia banyak mengerjakan soal di internet maupun bimbingan langsung dengan gurunya.
Bahkan, selama di rumah ia tetap membawa buku-buku dan mengerjakan soal ditemani oleh sang ibu.
"Saya harus belajar. Di rumah dan di tempat ibu saya berjualan di kantin sekolah. Kalau ada soal yang sulit, saya ikut bimbingan," tutur dia.
Menurutnya, apa pun kondisinya belajar harus tetap dilakukan. Sebab, hanya belajarlah yang membuat potensi yang bisa terus berkembang dan bisa mewujudkan mimpi seseorang.
Ternyata, di balik perjuangan itu, Naufal hanya ingin membanggakan dan membahagiakan sang ibu dan ayahnya yang sudah tiada.
"Semoga saja bisa lulus. Kebetulan saya pilih Sains Data dan Teknik Informatika di UPN. Namun, pilih tes di sini (UNESA). Saya ingin sih sebenarnya daftar di UNESA, tetapi kurang percaya diri gitu. Karena mikirnya kondisi saya yang begini," kata Naufal.
Editor: Puti Aini Yasmin