Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rumania Borong 18 Jet Tempur F-16 Belanda Cuma Seharga Rp19.200, Ternyata Bukan untuk Perang
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Jenderal Kopassus Ingin Jadi Penerbang AU karena Rumahnya Pernah Dibom Pesawat Belanda

Selasa, 08 November 2022 - 08:20:00 WIB
Kisah Jenderal Kopassus Ingin Jadi Penerbang AU karena Rumahnya Pernah Dibom Pesawat Belanda
Letnan Jenderal (Purn) Sintong Panjaitan (foto: Buku Sintong Panjaitan: Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Letnan Jenderal (Purn) Sintong Panjaitan adalah salah satu Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang disegani. Dia terlibat puluhan operasi penting mulai dari penumpasan DI/TII di Sulawesi, operasi mengatasi pemberontakan Mandatjan di Irian Barat, Operasi Woyla dan operasi-operasi lain yang bersifat rahasia.

Seperti dinukil dari buku 'Sang Prajurit Pemberani (Biografi Lengkap Sintong Panjaitan)', ketertarikan Sintong terhadap dunia militer sudah terlihat sejak kecil.

Minat besar itu muncul saat dia berumur 7 tahun ketika rumahnya hancur terkena bom yang dijatuhkan pesawat P-51 Mustang milik Angkatan Udara Kerajaan Belanda.

Rumahnya memang berdekatan dengan sebuah tangsi tentara Republik ketika itu. Sejak peristiwa itu Sintong pun bercita-cita menjadi penerbang pesawat tempur.

Setelah lulus SMA pada 1959, Sintong mendaftar menjadi prajurit. Saat itu yang dia pilih adalah Akademi Angkatan Udara (AAU).

Di antara pelamar dari Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, hanya 4 orang yang dinyatakan lulus ketika itu. Sintong merupakan salah satunya.

Sintong kemudian mengikuti tes lanjutan pantukhir (pantauan akhir) di Ibu Kota Jakarta. Meski dia dinyatakan lulus, tetapi dokter AURI memberi syarat kepadanya agar amandel yang dideritanya segera diambil sebagai persyaratan kesehatan. Namun, Sintong merasa tidak puas dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan dokter AURI tersebut. Dia merasa sangat sehat dan siap mengikuti pendidikan.

Lantas, dia pergi ke Mabes AURI di Tanah Abang untuk menghadap Kepala Staf Angkatan Udara Laksamana Udara Soerjadi Soerjadarma. Akan tetapi kedatangannya ditolak petugas piket penjaga depan. Pada kedatangannya yang kedua, dia juga tetap tidak diizinkan menemui KSAU.

Sintong tidak menyerah. Dia kembali mendatangi Mabes AURI untuk ketiga kalinya dan mengatakan dirinya merupakan Calon Kadet Penerbang AURI. Akhirnya perwira jaga menghadapkan Sintong kepada KSAU yang menerimanya dengan simpatik. Kemudian KSAU memanggil Letkol Udara dr Salamun, Kepala Jawatan Kesehatan AURI untuk memeriksa kondisi kesehatan Sintong di Jalan Kesehatan, daerah Bilangan, Tanah Abang.

Setelah bertemu KSAU Soerjadarma untuk kedua kalinya, Sintong dijanjikan akan dipanggil setelah dia melakukan operasi amandel. Kemudian Sintong kembali ke Medan sambil menunggu surat panggilan dari AURI.

Namun, setelah ditunggu hingga beberapa waktu, surat panggilan yang diharapkan tidak jua datang. Konon, ada dugaan surat tersebut sebenarnya sudah datang tetapi disembunyikan ibunya.

Karena panggilan dari AURI tidak kunjung datang, akhirnya Sintong mencoba mengikuti tes masuk taruna Akademi Militer Nasional (AMN). Beserta kelima orang temannya, Sintong dinyatakan lulus tes dan diterima menjadi taruna AMN. Selanjutnya dia berangkat ke Magelang untuk mengikuti pendidikan.

Setelah lulus pada 27 Juni 1964, Sintong kemudian ditempatkan sebagai perwira pertama Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD), pasukan elite TNI Angkatan Darat yang kini bernama Kopassus.

Editor: Reza Fajri

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut