Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gempa M5,1 Guncang Halmahera Barat Malut, Tak Berpotensi Tsunami
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Korban Gempa Pulau Bawean Gresik Lewatkan Ramadhan di Pengungsian

Selasa, 09 April 2024 - 13:47:00 WIB
Kisah Korban Gempa Pulau Bawean Gresik Lewatkan Ramadhan di Pengungsian
Gempa bumi M6,5 mengguncang Tuban pada 22 Maret menimbulkan kerusakan di Pulau Bawean, Gresik (Foto: Dompet Dhuafa)
Advertisement . Scroll to see content

GRESIK, iNews.id - Gempa bumi bermagnitudo 6,5 mengguncang Tuban, Jawa Timur, pada 22 Maret lalu, menimbulkan kerusakan masif di Pulau Bawean, Gresik. Ratusan gempa mengguncang wilayah itu hingga awal April.

“Ini sangat mengagetkan. Ibu saya, umur 76 tahun, baru kali ini merasakan gempa semacam ini terjadi di Bawean,” ucap Anita, warga Bawean korban gempa.
 
Masyarakat Pulau Bawean harus melewatkan Ramadhan dalam situasi sulit pasca-gempa, tinggal di tenda-tenda pengungsian dalam kondisi memprihatinkan.
 
Anita mengisahkan saat awal mula gempa mengguncang Bawean. Pada siang itu dia sedang bersantai dengan anak perempuannya. Sementara suaminya bersiap ke masjid untuk Shalat Jumat.
 
“Saya bilang ke suami, ‘Kok ada yang goyang-goyang ini, Pak? Ada apa ini, pak?’. Suami saya teriak menyuruh saya dan anak keluar rumah,” ujar Anita.

Setelah itu Anita, suami, serta anak perempuan berlari ke luar rumah, menuju lahan kosong yang aman dari kemungkinan reruntuhan bangunan.
 
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, sejak 22 Maret hingga 4 April terjadi 477 kali gempa di wilayah itu, meski tak semua dirasakan.
 
Gempa di Bawean merusak sebagian besar fasilitas umum, seperti sekolah, masjid, musala, kantor, rumah dinas, pondok pesantren, puskesmas, dan pasar.
 
Kondisi itu membuat aktivitas warga terganggu. Termasuk pula berbagai kegiatan di Ramadhan ini.
 
Sebagian besar warga mengungsi, sehingga aktivitas mereka sehari-hari, termasuk kegiatan selama bulan suci dihabiskan di pos-pos pengungsian. 
Anita bercerita bagaimana pengalaman itu dialami pada dirinya dan penyintas lainnya.
 
“Ada sedihnya ada senangnya di tenda pengungsian. Sedihnya kita tidak ada di dalam rumah. Kita berbuka puasa dan shalat tidak di dalam rumah, tapi di tenda pengungsian. Senangnya kita bisa berkumpul bersama saudara-saudara yang jauh di sini. Itu senangnya,” ujar Anita.
 
Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa ikut berkontribusi membantu para korban. Hal ini sangat baik untuk proses penanganan dan pemulihan dampak materiil maupun dampak psikis yang dialami warga terdampak gempa.
 
“Kami merasa tenang berada di sini bersama semuanya. Menghilang ketakutan rasanya. Kalau kami kembali ke dalam rumah masih ada ketakutan yang kami rasakan,” kata Anita.
 
Atas dasar situasi sulit di tengah masyarakat Pulau Bawean, DMC Dompet Dhuafa membantu para penyintas dengan mendistribusikan 40 paket Kado Lebaran, Selasa (2/4/2024).
 
Kado Lebaran didistribusikan di dua titik, di antaranya 30 paket disalurkan di Dusun Dedawang, Desa Teluk Jati Dawang, Kecamatan Tambak dan 10 paket di Dusun Batu Lintang, Desa Teluk Jati Dawang, Kecamatan Tambak.
 
Setiap paket kado Lebaran berisi sembako meliputi beras, minyak goreng, gula, tepung, ikan sarden, dan bahan pokok lainnya.


 
Sementara itu, laporan terkini terkait respons gempa bumi Pulau Bawean menyajikan data asesmen yang dilakukan tim DMC Dompet Dhuafa mengenai kondisi di dua kecamatan terdampak, Sangkapura dan Tambak.
 
Di Kecamatan Sangkapura, tersebar di 17 desa dengan jumlah penyintas anak-anak 3.049 jiwa, dewasa 9.412 jiwa, dan lansia 2.454 jiwa.  
Sementara di Kecamatan Tambak terdapat 13 desa dengan jumlah penyintas anak-anak 7.060 jiwa, dewasa 9.131 jiwa, dan Lansia 2.541 jiwa.
 
Lokasi pengungsian tersebar di berbagai tempat, termasuk lapangan sepak bola, halaman rumah, halaman sekolah, dan gunung.Dapur Umum di pengungsian Desa Gelam, Kecamatan Tambak tak luput dari jangkauan fokus bantuan yang disalurkan tim DMC Dompet Dhuafa, dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 150 jiwa.
 
“Kami juga mendistribusikan susu UHT di pengungsian Dusun Dedawang, ada 20 jiwa penerima manfaatnya. Kemudian distribusi paket selimut, sarung dan sandal di pengungsian Dusun Dedawang dan layanan berbagi takjil di pengungsian Dusun Dedawang,” lapor Taqi Falsafati tim Respons DMC Dompet Dhuafa di Pulau Bawean dalam laporan tertulisnya.
 
Untuk kebutuhan darurat mendesak seperti makanan siap saji, selimut, alas tidur kasur, PFA (Psychological First Aid), dan bantuan medis juga menjadi kebutuhan yang perlu segera disediakan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut