Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Indonesia Dapat 91 Emas di SEA Games 2025, Prabowo: Agak Pusing Bonusnya Besar
Advertisement . Scroll to see content

Kisah K’tut Tantri, Perempuan Skotlandia yang Siarkan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia

Rabu, 08 Februari 2023 - 14:12:00 WIB
Kisah K’tut Tantri, Perempuan Skotlandia yang Siarkan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia
Muriel Stuart Walker alias K'tut Walker, perempuan Skotlandia yang menyiarkan kemerdekaan Indonesia ke dunia. (Foto: Kemendikbudristek)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - K’tut Tantri mungkin masih kurang dikenal sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal, perempuan kelahiran Skotlandia ini membantu rakyat Indonesia dalam mempertahankan dan menyiarkan kemerdekaan.

K’tut Tantri lahir dengan nama asli Muriel Stuart Walker di Glasgow, Skotlandia pada 19 Februari 1898. Dia pindah ke California, Amerika Serikat (AS) bersama ibunya di masa Perang Dunia I. Di situ, dia menikah dengan pria AS bernama Karl Jeaning Pearson. 

Pada tahun 1932, Muriel Stuart Walker pindah ke Bali dan melanjutkan hidupnya. Kepindahannya ke Bali itu disebabkan karena terpesona dengan film berjudul "Bali The Last Paradise" yang ditontonnya di bioskop. 

Nama K’tut Tantri dia dapatkan ketika mengunjungi istana di Bali. Kala itu, dia sedang berkeliling dengan mobilnya yang ia beli di Batavia (kini Jakarta).

Awalnya, dia mengira istana itu merupakan pura. Namun belakangan, dirinya menyadari lokasi yang dia singgahi tersebut merupakan kerajaan. 

Dia pun disambut dengan hangat oleh Raja Bangli Anak Agung Gede. Tak hanya itu, dia diangkat sang Raja sebagai anak keempat dan diberi nama K’tut Tantri. Dalam perjalanan hidup selanjutnya, ia menyamarkan nama asli sang ayah angkat sehingga tidak ada yang mengetahuinya.

Di Bali, dia banyak berdiskusi dengan Pangeran Anak Agung Nura, anak Raja Bangli Anak Agung Gede. Pangeran Nura menimba pendidikan di Belanda dan Jerman selama beberapa tahun. Topik bahasan yang menjadi kesenangan keduanya berpusat pada dunia politik. 

Saat Bali mulai diduduki Jepang, Tantri berhasil kabur ke Surabaya dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat yang anti-Jepang. Sebuah pengalaman pahit sempat dirasakan Tantri kala dia ditangkap tentara Jepang. Tantri harus menjalani proses pemeriksaan selama berbulan-bulan karena dianggap melakukan aktivitas terselubung alias bawah tanah.

Dia juga dituduh sebagai mata-mata atau agen rahasia AS. Padahal, dia sudah menjelaskan dirinya tidak memiliki hubungan sama sekali dengan pemerintah AS. Selama pemeriksaan itu, dia juga kerap mengalami siksaan sampai hampir dibunuh. Karena kesehatannya terus menurun, Tantri dibawa ke rumah sakit dan di sana lah dia mendengar proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Sementara itu, Bung Tomo mengetahui keberadaan K’tut Tantri. Pahlawan asal Surabaya itu juga mengetahui cerita Tantri dan keteguhan hatinya membela Indonesia.

Maka dari itu, Bung Tomo beserta tentara Indonesia membantu membebaskan Tantri dari belenggu Jepang. Tantri pun dihadapkan pada dua pilihan, bergabung dengan para pejuang atau dikembalikan ke negara asal dengan pengawalan ketat prajurit Indonesia. Tantri mantap memilih untuk berjuang dan bergabung dengan prajurit Tanah Air.

Tantri dipercaya mengelola siaran radio perjuangan yang mengudara setiap malam. Pada 10 November 1945, suara Tantri membacakan pidato perjuangan berbahasa Inggris menggema dengan sangat lantang.

“Aku akan tetap dengan rakyat Indonesia, kalah atau menang,” kata dia sebagaimana tertuang dalam bukunya bertajuk Revolt in Paradise. 

Dia kemudian dikenal sebagai “Surabaya Sue” (atau Penggugat Surabaya) oleh pers di Singapura, Australia, dan Belanda.

K’tut Tantri mendapat anugerah dari pemerintah Indonesia pada tahun 1998 berupa Bintang Mahaputera Nararya. Penghargaan itu bukan hanya diterimanya karena sudah membantu mempertahankan kemerdekaan Indonesia, melainkan juga karena perjuangan dan jasanya sebagai wartawan dan pegawai di Kementerian Penerangan tahun 1950. K’tut Tantri meninggal dunia pada 27 Juli 1997 di sebuah panti jompo di Sydney, Australia.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut