Kisah Pengupas Kerang Hijau di Kampung Cilincing
JAKARTA, iNews.id - Ibu-ibu pengupas kerang hijau di pesisir Teluk Jakarta tak patah semangat meski matahari bersinar terik. Asap terlihat mengepul dari perebusan kerang hijau yang berlokasi di RT14/RW04, Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Kota Jakarta Utara.
Lokasi pengupasan kerang tersebut berukuran 2x3 meter. Dengan atap berupa terpal, tujuh orang ibu-ibu tampak begitu giatnya mengeluarkan isian kerang.
Isi kerang kemudian mereka kumpulkan dalam sebuah ember dan nantinya setelah memiliki berat satu kilogram.
"Mata pencaharian kita hanya ini hitung-hitung membantu suami yang pulang melaut," ujar Kurnia (61) salah satu pengupas kulit kerang hijau, Minggu (19/3/2023).
Dia mengaku sudah 16 tahun melakukan pekerjaan unik pengupas kerang hijau tersebut. "Per kilo dihargai Rp3.000, sehari dari pagi sampai sore paling terkumpul lima kilogram saja," ungkap Kurnia.
Selain itu pengupas kerang lainnya, Santi (37) mengaku membantu untuk kebutuhan biaya hidup sehari-hari.
"Suami kerja hanya kuli kasar, jadi nggak tentu pendapatannya. Meskipun hasilnya tidak terlalu besar tapi bisa membantu untuk kebutuhan sehari-hari meskipun masih sangat kecil," kata Santi.
Sementara Tina (50) menyebutkan dirinya sebenarnya ingin memiliki usaha dagang dan membuka warung namun belum memiliki uang yang cukup. Kalau Kuli (pengupas kulit kerang hijau) nggak pakai modal cuma tenaga. Tapi kalau ke depannya ada modal mau aja usaha buka warung," kata Tina.
Karina (57) juga menceritakan bahwa sehari pernah mengupas kulit hingga 10 kilogram. Meskipun pekerjaannya sepele, namun tak jarang tangannya terkena serpihan kerang.
"Ya kadang tergores karena tidak hati-hati. Soalnya bagian ujungnya ini cukup tajam kalau gak hati-hati membuka kerangnya," ucap Karina.

Sementara itu, Hasanah (38) mengaku pembayaran tidak selalu tepat waktu pada hari yang sama.
"Yang dikerjain hari ini biasanya Dibayar besok pas yang yang punya kerang hijau dagangannya laku ke pelelangan," ungkap Hasanah.
Salah satu bos pengepul kerang hijau di RT14/RW04, Kelurahan Cilincing, Niah (65) mengatakan semua hasil pengupasan kulit kerang nanti akan dibawa ke pelelangan.
"Kalau di pelelangan Rp30.000 per kilogram. Dalam sehari biasanya 50 kg kita jual ke pelelangan tapi ya semua tergantung hasil tangkapan," ucap Niah.
Sebagai pengepul, Niah mengaku terkadang meliburkan para pengupas kulit kerang hijau jika hasil tangkapan minim.
"Kadang sepi kalau ombaknya lagi besar, pernah sepi kita liburkan sampai seminggu. Orangnya pasar kalau lagi hujan sepi. Restoran seafood maunya yang ada kulitnya," kata Niah.
Sementara itu, Joko (52) salah satu nelayan pencari kerang hijau yang sedang menyandarkan kapalnya di lokasi tak jauh dari Kampung Nelayan Kerang Hijau Cilincing mengaku kerap berlayar dalam jarak pendek.
"Kalau lautan sekitar Jakarta sampai sekitar sampai Muara Gembong. Semua kapal yang sedang sandar memang di sini kumpulnya," kata Joko.

Ada dua kampung kerang hijau di lokasi yang tak jauh dari tempat pembakaran mayat Kalibaru tersebut yakni Kampung Gang Buntu dan Kampung BS.
Editor: Faieq Hidayat