Kisah S Parman, Jenderal Korban G30S PKI yang Sempat Jadi Polisi Rahasia Jepang
JAKARTA, iNews.id - Letjen S Parman menjadi salah satu jenderal yang tewas dalam peristiwa G30S PKI. Saat itu, ia menjabat sebagai asisten Menpangad bidang Intelijen.
Pemilik nama lengkap Siswondo Parman lahir di Wonosobo pada 4 Agustus 1918.Sebelum dikenal sebagai jenderal, S Parman sempat berkuliah di sekolah Kedokteran STOVIA, Jakarta.
Namun sayang, cita-citanya menjadi seorang dokter harus berhenti karena saat itu Jepang menguasai Indonesia. Akhirnya, ia beralih minat dengan mendalami ilmu intelijen dan bekerja sebagai polisi rahasia Jepang (kempetai).
S Parman pernah mengenyam pendidikan di Koninklijke MIlitaire Academie di Breda, Belanda. Setelah itu, ia diangkat menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Tentara (Korps Polisi Militer) di Yogyakarta.
Dikutip dari buku 'Nama & Kisah Pahlawan Indonesia' AnakKita, peran S Parman sangat diakui di Indonesia. Saat Agresi MIliter Belanda, ia dipercaya menjadi Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya.
Tak cuma itu, S Parman berhasil membongkar gerakan rahasia yang dilakukan oleh pimpinan Westerling di Jakarta. Serta, membongkar percobaan pembunuhan Menteri Pertahanan Hamengkubuwono IX dan tokoh lainnya.
Pada tahun 1951, S Parman mengikuti pelatihan polisi militer di Amerika Serikat. Selesai itu, ia ditugaskan sebagai atase militer di London dan akhirnya menjadi Asisten I Menpangad bidang Intelijen.
Kemudian, S Parman diketahui sempat melakukan penolakan terhadap usulan PKI kepada Presiden Soekarno untuk membentuk angkatan kelima dengan modal persenjataan dari China. Akibatnya, ia menjadi sasaran penculikan.
Tak cukup di situ, salah satu dalang penculikannya ternyata kakaknya sendiri, yakni Sakirman yang merupakan petinggi di biro khusus PKI. Ia pun berhasil selamat saat dijemput 20 orang prajurit dengan dalih dipanggil ke istana.
Semoga kita bisa menghargai setiap jerih payah para pahlawan, termasuk S Parman ya!
Editor: Puti Aini Yasmin