Kisah Wisudawan Tertua di ITS, Usianya Nyaris 70 Tahun!
JAKARTA, iNews.id - Usia tidak menjadi penghalang untuk menuntut ilmu setinggi mungkin. Hal ini yang dilakukan oleh Achmad Helmi, wisudawan tertua di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Usia Helmi memang nyaris menyentuh angka 70, namun semangatnya tidak pernah padam dalam menuntut ilmu di usia 69 tahun 8 bulan hingga akhirnya menamatkan studi Magister di Departemen Manajemen Teknologi Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT) ITS.
Helmi mengaku telah menekuni profesi di dunia konstruksi selama 25 tahun lamanya. Namun, perkembangan reformasi membuat adanya beberapa perubahan di bidang konstruksi. Hal itu lah yang menjadi motivasi awal dalam menempuh pendidikan lanjutan.
"Dari situ, saya merasa terpacu untuk memperbarui ilmu yang saya miliki, yakni dengan menempuh perkuliahan kembali,” ucap dia dikutip dari laman ITS, Jumat (31/3/2023).
Tak tanggung-tanggung, gelar MT yang ia peroleh di wisuda kali ini merupakan gelar magister yang ke-10. Bahkan, ia juga menyandang gelar doktor.
Baginya, dengan terus belajar ada banyak kesempatan yang bisa ia raih. Bahkan, ia mengaku senang bisa bergaul dengan orang-orang yang lebih muda darinya.
"Dengan terus menuntut ilmu, ada banyak kesempatan yang terbuka bagi saya, salah satunya dalam bergaul dengan rekan yang lebih muda,” tutur pria yang merupakan pensiunan dari Pekerjaan Umum Bina Marga ini.
Helmi diketahui telah pensiun sejak lima tahun lalu. Namun, berkat semangatnya dalam belajar, ia selalu mendapat banyak peluang karier baru. Ia diketahui bekerja dengan kontrak tahunan sebagai asesor instruktur.
"Ilmu Manajemen Proyek yang saya dapatkan selama perkuliahan sangat mendukung profesi saya sekarang,” katanya.
Menurut Helmi hal yang paling menantang dalam perkuliahannya adalah belajar di tengah pandemi Covid-19. Sebab, ia harus belajar secara online. Namun, hal tersebut bisa dilewati berkat kebersamaan.
“Beruntungnya, kebersamaan dengan mahasiswa magister lain membuat saya merasa terbantu,” ujar Helmi.
Tak lupa, ia berpesan bahwa ilmu merupakan investasi yang sangat berharga dilakukan seseorang. Sebab, hasilnya dapat dirasakan bersama-sama.
“Ilmu bak investasi berharga yang harus kita tanam dan tumbuhkan. Kemudian, hasilnya dapat kita panen agar bermanfaat bagi orang lain,” tutup dia.
Editor: Puti Aini Yasmin