Kisah Wisudawan Tertua di ITS yang Tesisnya Sempat Ditolak 10 Kali
JAKARTA, iNews.id - Usia tidak menjadi halangan untuk menuntut ilmu. Hal ini dibuktikan oleh Indradjaja Manopol yang menjadi wisudawan tertua di Institut Teknologi Surabaya (ITS) dengan usia 64 tahun.
Pria yang akrab disapa Indra ini diketahui lulus studi magisternya dari Departemen Teknik Sipil di usia 63 tahun 8 bulan. Ia pun resmi diwisuda pada Minggu (27/3/2022) kemarin. Namun, kisahnya tak semulus rencana karena ada berbagai lika-liku yang ia alami.
Awal mula keinginan Indra untuk melanjutkan studi karena sudah hampir 40 tahun berkecimpung di dunia konstruksi. Selama itu, ia merasa banyak sekali perkembangan ilmu baru yang belum dan ingin dipelajarinya.
Berangkat dari tekad tersebut, mantan Direktur Utama PT Nindya Karya ini memutuskan untuk melanjutkan studi di Teknik Sipil Manajemen Konstruksi ITS. Hal ini sekaligus menjadi langkah awal akan keinginannya untuk menjadi pengajar di bidang yang selama ini ia geluti.
Selama masa studi, Indra mengaku mengalami beberapa kendala. Ia mengklaim perkembangan teknologi informasi menjadi halangan paling besar baginya. Selain itu, kemampuan menulis ilmiah yang jarang digunakan lantaran bekerja sebagai praktisi lapangan juga menjadi kendala lain yang cukup membuatnya kesusahan.
Beruntungnya, Indra memiliki minat membaca yang besar sehingga membantu dalam menyelesaikan masa studi. Selain itu, dukungan dari keluarga dan rekan kerja turut mengobarkan semangat Indra dalam menyusun tesis.
Bahkan, tesis yang diajukan kepada dosen pembimbingnya sempat ditolak 10 kali. Namun, hal itu tak membuatnya patah semangat malah malah membuatnya untuk terus maju.
“Ditolak hampir sepuluh kali oleh dosen pembimbing. Tapi untungnya keluarga mendorong untuk terus maju,” tutur dia dikutip dari laman resmi ITS, Senin (28/3/2022).
Selain dukungan keluarga, tekad kuat Indra juga menjadi faktor penting keberhasilannya lulus dalam kurun waktu tiga semester saja. Ternyata, rahasianya adalah mengingatkan diri sendiri untuk merasa malu saat ingin menyerah dan menegaskan kembali bahwa apa yang sudah ia mulai juga harus ia selesaikan.
Berkat hal itu, mantan Komisaris Utama PT Amarta Karya ini berhasil meraih IPK 3,92 dengan predikat cumlaude. Indra diletahui mengangkat tesis berjudul Faktor-faktor yang Menyebabkan Kegagalan maupun Keberhasilan dari Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi di Indonesia.
Tesis ini dibuat karena rasa prihatin akan banyaknya kecelakaan kerja di proyek-proyek pembangunan infrastruktur. Ia pun berharap karya tulisnya bisa menjadi perhatian pemerintah atas kasus yang banyak terjadi di lapangan.
“Kecelakaan ini sangat merugikan, jadi harus ada perhatian dari seluruh pihak yang terkait,” ujar pria kelahiran tahun 1958 ini.
Tak lupa, Indra berpesan kepada generasi muda untuk memanfaatkan waktu belajar sebaik mungkin agar ilmu yang diperoleh dapat segera diaplikasikan dalam dunia nyata untuk kemajuan bangsa dan negara.
Editor: Puti Aini Yasmin