Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jokowi Sebut Whoosh Investasi Sosial, Ferdinand Hutahaean: Bukan Kebutuhan Dasar Masyarakat!
Advertisement . Scroll to see content

'Kita Ingin Pembangunan SDM Besar-besaran'

Selasa, 30 April 2019 - 08:00:00 WIB
'Kita Ingin Pembangunan SDM Besar-besaran'
Tim MNC Media, termasuk portal berita iNews.id, berdialog bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/4/2019). (Foto: iNews.id/MNC Media)
Advertisement . Scroll to see content

PEMILU Serentak 2019 telah digelar pada 17 April lalu. Polarisasi yang terjadi di tengah masyarakat saat pesta demokrasi kemarin harus segera diakhiri. Sudah saatnya semua elemen bangsa kembali bersatu untuk menghadapi persaingan global yang sudah ada di depan mata. Pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, dan pembangunan sumber daya manusia (SDM) akan kembali ditingkatkan. Apa rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mewujudkan itu di masa mendatang? Berikut kutipan wawancara khusus MNC Media, termasuk portal berita iNews.id, bersama kepala negara di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/4/2019):

Berkaitan dengan kompetisi dengan bangsa lain, Bapak telah membangun infrastruktur dan saat ini akan membangun SDM. Bisa dijelaskan langkah selanjutnya?

Menurut saya, tiga hal besar ke depan yang masih harus dikerjakan. Pembangunan infrastruktur harus tetap dilanjutkan. Kemudian reformasi birokrasi, dalam hal ini penyederhanaan dan penajaman kelembagaan sehingga fungsi dan tugas menjadi jelas. Ketiga, pembangunan SDM. Saya kira tiga fondasi ini penting sekali sebelum kita menuju ke sebuah tahapan besar, yaitu masuk ke teknologi dan inovasi. Ini menurut saya fondasinya harus kokoh.

Pembangunan SDM, kita ingin dilakukan besar-besaran. Terutama di bidang pendidikan, lebih utama lagi bidang vokasi, politeknik. Kita harus besar-besaran masuk ke sana. Mungkin nanti kita akan ada resklilling, upskilling, bisa di dalam negeri ataupun di luar negeri untuk siapa pun. Baik lulusan SMA/SMK biar bisa cocok dengan kebutuhan industri, kebutuhan pasar. Lulusan politeknik atau perguruan tinggi yang juga disesuaikan dengan keinginan di dunia usaha dan industri atau dunia IT. Dan itu bisa dikerjakan dengan pelatihan atau training di dalam ataupun di luar negeri. Tapi dengan catatan, besar-besaran. Tidak bisa kita hanya seperti biasa. Tidak mungkin.

Ini kan long term (jangka panjang) untuk memetik hasilnya?

Dua-duanya, infrastruktur itu jangka menengah panjang. Begitu juga SDM. Itulah kadang-kadang pahitnya sebuah keputusan. Tidak bisa dilihat dan dirasakan, tapi ini mutlak harus dilakukan. Itu keputusan yang kita ambil. Kita kalau tidak berani ambil risiko, tidak akan fondasi ini kokoh. Karena negara berpendapatan menengah yang bisa melompat menjadi negara kalau prasyarat-prasyarat ini terpenuhi. Kalau tidak kita akan terjebak menjadi negara-negara berpendapatan menengah, middle income trap. Itu saya pelajari negara-negara yang tidak bisa keluar karena tidak berani membangun fondasi yang saya sampaikan.

Soal pendanaan, apakah ada hambatan?

Kita ini sebetulnya kalau kita lihat defisit APBN semakin mengecil. Keseimbangan primernya juga semakin positif. Kemudian juga kalau yang kita perlu perbaiki adalah di neraca perdagangan, neraca transaksi berjalan. Karena itulah, saya sampaikan untuk menggenjot dan meningkatkan ekspor dan meningkatkan investasi. Itu dua kuncinya. (*)

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut