Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Umumkan 10 Nama Pahlawan Nasional Besok, Termasuk Soeharto
Advertisement . Scroll to see content

Koalisi Prabowo Dinilai Panik karena Merasa Terkepung

Jumat, 12 Oktober 2018 - 06:02:00 WIB
Koalisi Prabowo Dinilai Panik karena Merasa Terkepung
Calon Presiden, Prabowo Subianto bersama koalisi pendukungnya. (Foto: iNews.id/ Felldy Utama).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Koalisi pendukung Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno dinilai sedang panik menghadapi kontestasi Pilpres 2019. Kepanikan itu terlihat dalam pernyataan yang mengaku sedang dikepung dari semua penjuru.

Pengamat politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan, berkumpulnya kekuatan logistik seperti, aktor bisnis dan pembuat kebijakan politik kepada Jokowi-Ma'ruf Amin dinilai wajar. Menurutnya, mereka berpikir rasional karena pertimbangan dari sisi untung dan rugi secara politik.

"Pernyataan beberapa elite koalisi Prabowo-Sandiaga merepresentasikan kepanikan dan ekspresi ketidakpercayaan diri di internal tim Prabowo-Sandi," ujar Khoirul Umam di Jakarta, Kamis (11/10/2018).

Namun, masih ada waktu tujuh bulan bagi tim Prabowo-Sandi untuk memengaruhi pilihan politik publik. Termasuk memengaruhi arah politik para stakeholder demokrasi.

Salah satu caranya dengan membangun rasionalisasi di tingkat elite dan akar rumput untuk menjelaskan titik lemah kebijakan pemerintah sekarang. Selain itu perlu memberikan alternatif kebijakan publik yang solutif bagi terbentuknya tata kelola pemerintah yang efektif, responsif, transparan serta akuntabel.

"Jika rasionalitas itu terbangun, dukungan elite dan masyarakat di akar rumput akan bergeser secara otomatis mengikuti arah logika dan nalar politik publik yang logis dan terukur," ucapnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengakui Pilpres 2019 menjadi yang terberat bagi Prabowo Subianto dibandingkan pilpres sebelumnya. Pilpres 2004 dan 2009 tidak ada pengerahan kepala daerah oleh calon incumbent seperti saat ini.

Selain itu sejumlah lembaga survei juga menolak ketika diminta riset oleh tim Prabowo-Sandi. Kemudian, pemberitaan yang tidak berimbang lebih banyak memberitakan kegiatan Jokowi-Ma'ruf. Bahkan, sebagian besar pengusaha tidak berani mendukung Prabowo-Sandi karena takut proyek kerja sama yang menggunakan APBN dan APBD dihentikan.

"Kami merasakan bagaimana pengusaha dengan berat hati membantu kami dan bersembunyi sembunyi, karena mereka mengatakan bahwa proyek kami dengan pemerintah APBN atau APBD terancam. Jadi kami merasa bahwa Prabowo saat ini dikepung," ungkap Muzani, di Gedung DPR, Rabu (10/10/2018).

Editor: Kurnia Illahi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut