Koperasi Desa Merah Putih Masuki Era Digital
BANDUNG, iNews.id - Koperasi Desa Merah Putih mulai mencatat hasil positif meski belum genap satu bulan diluncurkan. Kini koperasi didorong masuk ke era digital, bekerja sama dengan sejumlah perusahaan milik negara.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya sedang membangun sistem digital bersama PT Telkom Tbk. Sistem ini akan digunakan untuk memantau kegiatan koperasi, seperti pencairan dana, pembelian, penjualan, hingga pengelolaan stok barang.
"Semua akan termonitor secara otomatis dan transparan. Sistemnya sedang dibangun, akhir bulan ini ditargetkan mulai jalan," ujar Kartika saat kunjungan ke Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/8/2025), bersama Pemimpin Redaksi iNews, Aiman Witjaksono, dan sejumlah pemred media lainnya .
Sistem digital ini nantinya akan menghasilkan laporan rutin untuk setiap koperasi. Laporan tersebut memuat informasi lengkap, termasuk pinjaman yang cair dari sejumlah Bank Himbara, volume penjualan, dan jumlah stok yang tersisa.
Tak hanya mencatat transaksi, sistem pembayaran juga akan terhubung dengan layanan perbankan digital milik BRI. Tujuannya, agar transaksi di koperasi bisa dilakukan tanpa uang tunai. Hal ini penting untuk mencegah penyalahgunaan dana dan meningkatkan akuntabilitas.
"Kita sangat menghindari supaya sebisa mungkin tidak banyak 'cash' yang beredar, karena kita menghindari adanya 'fraud'," kata Kartika.
Selain soal keuangan, distribusi barang juga dibenahi. Koperasi desa ke depan akan bekerja sama dengan Pos Indonesia dalam pengadaan dan pengiriman barang, termasuk barang bersubsidi seperti beras dan pupuk.
Selama ini, banyak koperasi mengelola distribusi secara mandiri, yang kerap menimbulkan ketidakefisienan. Dengan skema baru, semua pesanan dan pengiriman akan dikelola oleh PT Pos Indonesia agar lebih terpusat dan tertata.
Kartika menargetkan seluruh sistem digital, mulai dari keuangan hingga distribusi, rampung dan berjalan penuh pada akhir tahun 2025. Namun beberapa bagian, seperti sistem Telkom, sudah mulai diterapkan bulan depan.

Sementara itu dampak pemotongan jalur distribusi yang dilakukan Kopdes Merah Putih mulai terasa di lapangan. Asep Rukmanja, pengawas Koperasi Desa Merah Putih di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat menyebut omzet koperasinya naik dua kali lipat sejak ikut program ini, dari Rp200 juta per bulan menjadi sekitar Rp400 juta.
Asep yang sebelumnya mengurus koperasi desa biasa menyebut, pemangkasan jalur distribusi oleh pihak pusat sebagai kunci utamanya. Harga beli barang menjadi lebih murah, harga jual tetap bersaing, dan margin keuntungan koperasi pun meningkat.
Editor: Maria Christina