Korban Tsunami Selat Sunda di Banten Butuh Dokter Spesialis
JAKARTA, iNews.id - Tidak hanya bantuan logistik, para korban tsunami Selat Sunda di Banten juga membutuhkan tambahan dokter. Terlebih dokter tersebut spesialis bedah dan ortopedi.
Demikian disampaikan Koordinator Lapangan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Banten, dr Mangaraja Victor dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa (25/12/2018).
"Selain dokter spesialis bedah dan orthopedi, para korban tsunami juga memerlukan dokter umum dan perawat untuk diperbantukan ke Puskesmas setempat dan RSUD," katanya.
Victor mengatakan, kebutuhan logistik para pengungsi yang terkini dibutuhkan adalah kantong mayat, obat-obatan, alat kesehatan, popok bayi dan dewasa, makanan siap saji, baju bayi, selimut dan tenda pengunsi. Relawan BSMI telah membentuk tim rescue dan menerjunkan relawan di wilayah tsunami Banten dan Lampung Selatan.
Tim medis BSMI, dia menambahkan, sudah menerjunkan relawan dari berbagai wilayah untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban bencana di Puskesmas Carita, Banten. Sementara tim assement melakukan penyusuran di kawasan terdampak bencana seperti di Tanjung Lesung, Panimbang dan Sumur yang terdampak tsunami.
Victor mengungkapkan, BSMI yang berada di Posko Induk BSMI Banten, juga mendirikan Posko Induk di Kampung Tarogong, Desa Margasana, Pagelaran, Pandeglang, Banten.
Data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (24/12/2018) pukul 17.00 WIB, tercatat 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka, 128 orang hilang, dan 5.665 orang mengungsi.
"Kerugian fisik akibat tsunami meliputi 681 unit rumah rusak, 69 unit hotel dan villa rusak, 420 unit perahu dan kapal rusak, 60 unit warung dan toko rusak, dan puluhan kendaraan rusak," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima iNews.id, Senin (24/12/2018).
Editor: Djibril Muhammad