Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hubungan AS-Venezuela Memanas! Trump Sita Kapal Tanker Minyak
Advertisement . Scroll to see content

Latar Belakang Revolusi Hijau: Menjawab Tantangan Kebutuhan Pangan Dunia

Rabu, 31 Januari 2024 - 03:46:00 WIB
Latar Belakang Revolusi Hijau: Menjawab Tantangan Kebutuhan Pangan Dunia
Latar Belakang Revolusi Hijau (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Latar belakang Revolusi Hijau perlu diketahui. Revolusi Hijau adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan di negara-negara berkembang, khususnya di Asia dan Amerika Latin. 

Gerakan ini dimulai pada tahun 1940-an dan 1950-an, dan mencapai puncaknya pada tahun 1960-an dan 1970-an. Faktor utama munculnya Revolusi Hijau disebabkan karena meningkatnya kebutuhan pangan dunia. 

Pada saat itu, jumlah penduduk dunia terus meningkat, sementara lahan pertanian yang tersedia semakin terbatas. Hal ini menyebabkan terjadinya krisis pangan di beberapa negara.

Latar Belakang Revolusi Hijau

Dilansir dari situs ThoughtCo, Selasa (30/1/2024), Revolusi Hijau dimulai saat seorang ahli agronomi kelahiran Iowa bernama Norman Borlaug mulai bekerja dengan para ilmuwan Meksiko untuk mengembangkan gandum yang lebih tahan penyakit pada tahun 1940-an. Sebelumnya, banyak petani Meksiko harus kesulitan dengan kondisi tanah yang menipis, patogen tanaman, dan hasil panen yang rendah.

Oleh sebab itu, Norman Borlaug mengembangkan gandum yang lebih kecil dan tumbuh cepat sehingga membutuhkan lebih sedikit lahan untuk menghasilkan lebih banyak biji-bijian. Inovasi ini ternyata mencapai dampak yang signifikan, yakni antara tahun 1940 sampai pertengahan tahun 1960an, di mana Meksiko mencapai swasembada pertanian. 

Karena keberhasilan Revolusi Hijau di Meksiko, teknologi tersebut menyebar ke seluruh dunia pada tahun 1950-an dan 1960-an.  Amerika Serikat, misalnya, mengimpor sekitar setengah gandumnya pada tahun 1940an, namun setelah menggunakan teknologi Revolusi Hijau, negara tersebut menjadi swasembada pada tahun 1950-an dan menjadi eksportir pada tahun 1960-an.

Melihat hasil yang memuaskan, Rockefeller Foundation, Ford Foundation, serta banyak lembaga pemerintah di seluruh dunia mendanai peningkatan penelitian teknologi Revolusi Hijau agar dapat menghasilkan lebih banyak makanan bagi populasi yang terus bertambah di seluruh dunia. 

Dengan bantuan dana tersebut, Meksiko membentuk lembaga penelitian internasional bernama The International Maize and Wheat Improvement Center pada 1963. 

Negara-negara di seluruh dunia, pada gilirannya, memperoleh manfaat dari upaya Revolusi Hijau yang dilakukan oleh Borlaug dan lembaga penelitian ini. 

Sebagai contoh, India, yang pernah berada di ambang kelaparan massal pada awal tahun 1960-an karena pertumbuhan penduduknya yang pesat.

Saat itu, Norman Borlaug dan Ford Foundation melaksanakan penelitian di sana untuk mengembangkan varietas padi baru, IR8, yang menghasilkan lebih banyak gabah per tanaman bila ditanam dengan irigasi dan pupuk. Alhasil, India berhasil terbebas dari bencana kelaparan saat itu.

Sekarang, India bahkan menjadi salah satu produsen beras terkemuka di dunia dan penggunaan beras IR8 tersebar di seluruh Asia dalam beberapa dekade setelah pengembangan beras di negara tersebut. Atas jasanya dalam mengurangi kerawanan pangan, kemiskinan, dan konflik, Norman Borlaug dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1970.

Demikianlah latar belakang Revolusi Hijau. Semoga bermanfaat.

Editor: Komaruddin Bagja

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut