Latar Belakang Terbentuknya GNB, Sejarah, Tujuan dan Perannya dalam Perdamaian Dunia
JAKARTA, iNews.id - Latar belakang terbentuknya GNB merupakan salah satu sejarah yang penting untuk kita ketahui. Berikut peran penting beserta sejarahnya.
Gerakan Non-Blok atau GNB adalah sebuah gerakan yang dipelopori oleh lima negara, yaitu Indonesia, India, Pakistan, Burma (sekarang Myanmar), dan Sri Lanka.
Pascaperang Dunia II, dunia terbagi menjadi dua blok yang saling bertentangan, yaitu Blok Barat (Liberalisme-Demokratis) dan Blok Timur (Sosialis-Komunis).
Blok Barat terdiri atas Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, Luxemburg, Norwegia, dan Kanada. Sedangkan Blok Timur diisi oleh Uni Soviet, Cekoslovakia, Rumania, dan Jerman timur.
Dalam upaya mempertahankan kedudukan masing-masing, blok tersebut membentuk pakta pertahanan masing-masing, yaitu NATO (North Atlantic Treaty Organization) milik Blok Barat dan Pakta Warsawa milik Blok Timur.
Hal yang membedakan antara kedua blok tersebut adalah perbedaan ideologis. Mereka mencari sekutu dari negara-negara yang merdeka setelah Perang Dunia II. Hal inilah yang menjadi latar belakang terbentuknya GNB.
Namun, tidak semua negara bersedia bergabung dengan kedua blok tersebut. Negara-negara netral tersebut akhirnya membentuk sebuah gerakan yang berisi negara-negara Nonblok.
Mereka bergabung dengan tujuan yang sama, menghadapi intervensi dan pengaruh, baik dari Blok Barat maupun Blok Timur. Negara-negara ini menyatakan diri dan berjuang menciptakan perdamaian dengan prinsip saling menghormati.
Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 18-24 April 1955, yang dihadiri oleh 29 Kepala Negara dan Kepala Pemerintah dari benua Asia dan Afrika yang baru saja merdeka, menjadi awal tercetusnya GNB.
Dalam proses ini, terdapat beberapa tokoh yang memegang peran penting dalam latar belakang terbentuknya GNB, di antaranya yaitu Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, Presiden Ghana Kwame Nkrumah, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.
GNB dibentuk saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I di Beograd, Yugoslavia pada 1-6 September 1961, dan dihadiri oleh 25 Negara. Negara tersebut sepakat untuk mendirikan suatu gerakan, bukan organisasi, guna menghindari implikasi birokrasi dalam kerja samanya.
GNB menempati posisi khusus dalam politik luar negeri Indonesia, karena Indonesia merupakan salah satu negara yang berperan penting dalam berdirinya GNB.
Prinsip dan tujuan GNB juga merupakan cerminan dari perjuangan dan tujuan nasional Indonesia, sebagaimana tertuang dalam UUD 1945, khususnya semangat kemerdekaan dan anti-penjajahan.
Sebagai bagian dari latar belakang terbentuknya GNB, GNB dibentuk dengan tujuan sebagai berikut:
- Mendukung perjuangan dekolonisasi dan memegang teguh perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, dan rasialisme.
- Menjadi wadah perjuangan negara-negara berkembang.
- Mengurangi ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur.
- Menyelesaikan persengketaan dengan jalan diplomasi (jalan damai).
Pada awalnya GNB memang lebih banyak beraktivitas dalam isu politik, seperti dukungan bagi hak menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas nasional negara-negara anggota.
Sampai akhirnya, pada 1970-an GNB mulai memperhatikan isu-isu ekonomi. Saat itu GNB dan Kelompok 77 dan Cina berkoordinasi dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi dunia, dan pembentukan Tata Ekonomi Dunia Baru (New International Economic Order).
Pascaruntuhnya komunisme pada tahun 90-an serta selesainya permasalahan yang menjadi latar belakang terbentuknya GNB, muncul perdebatan mengenai relevansi GNB. Dengan berakhirnya sistem bipolar pada konstelasi politik dunia, eksistensi GNB menjadi tidak bermakna.
Namun mayoritas negara mengusulkan agar energi GNB disalurkan untuk menghadapi tantangan-tantangan baru pascaperang dingin, seperti pelucutan senjata, pembangunan ekonomi negara berkembang, dan pengentasan kemiskinan.
Munculnya tantangan-tantangan global baru sejak awal abad ke-21 juga memaksa GNB untuk mengembangkan kebijakannya agar keberadaannya tetap relevan. Isu baru juga menjadi perhatian GNB, seperti terorisme, konflik intra-negara, terus berlanjutnya pengembangan senjata baru, teknologi informasi dan komunikasi, serta pencapaian pembangunan berkelanjutan.
Jadi itulah sejarah serta latar belakang terbentuknya GNB, yang di dalamnya terdapat peran penting Indonesia. Semoga bisa dipahami ya!
Editor: Puti Aini Yasmin