Lawan Kebencian, Pagar Nusa Ajak Bangun Algoritme Kebersamaan
JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Pagar Nusa M Nabil Haroen mengingatkan pentingnya kecerdasan bermedia sosial. Bersikap bijak di dunia maya itu vital untuk menghindarkan Indonesia dari perpecahan dan kekisruhan.
”Kita harus lawan kebencian, kita bangun algoritme kebersamaan," ungkap Nabil dalam acara istigasah dan diskusi ”Politik dan Cyber: Menuju Medsosul Karimah” di Masjid PBNU, Jakarta Pusat, Selasa malam (6/2/2018).
Hadir dalam acara itu antara lain Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj, Wakil Rais Am KH Miftahul Akhyar, KH Said Asrori (Syuriah PBNU), Kombes Mulya (Mabes Polri), Suwadi D Pranoto (Wasekjen PBNU), KH Aizzudin Abdurrahman (Ketua PBNU) dan Sabrang Mowo Damar Panuluh (Noe Letto).
Said Aqil mengajak warga Nahdliyyin dan semua warga Indonesia untuk mengambil pelajaran dari berbagai kasus kekerasan di Timur Tengah, seperti Suriah, Yaman, Libya, dan beberapa negara di sekitarnya.
”Sebagian besar, diawali dengan perdebatan yang tak kunjung henti di media sosial. Ini harus kita sadari bersama," ungkap Said dalam keterangan tertulis.
Said juga mengajak umat muslim dan warga Indonesia untuk melawan kebencian dengan melakukan tindakan yang salih. "Sudah jelas, ajaran agama melarang kita untuk menebar kebencian. Yang harus dilakukan, yakni membagi kebahagian, amal salih, dan akhlaqul karimah," ujarnya
Sementara itu Noe Letto menganalisis bagaimana media sosial berkembang serta tertinggalnya pemikiran warga Indonesia. "Sekarang ini revolusi Industri tahapan ketiga, kita pernah dengar Bitcoin dan beberapa inovasi digital. Tapi, sekarang ini, warga Indonesia masih terpaku pada perdebatan yang riuh di media sosial," ungkap Noe.
"Kita harus lihat, bagaimana media sosial itu diciptakan, siapa yang menciptakan? Media sosial dirancang hampir sama dengan narkoba, agar addict (kecanduan). Medsos dicipta sedemikian rupa, agar pengguna kecanduan. Nah, ini yang harus kita pahami," lanjut dia.
Suwadi D Pranoto yang juga pakar geostrategic menuturkan pentingnya menganalisis skenario di balik penciptaan media sosial. "Jelas bahwa kita tidak hanya melihat media sosial semata teknis teknologi digital, tapi harus melihat lebih mendalam, aspek filosofis dan strategis di balik itu," jelas Suwadi, yang akrab disapa Cak Su.
Editor: Zen Teguh